SOLOPOS.COM - Walikota Solo Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan saat tiba di rumah dinas Loji Gandrung dari Jakarta, Kamis (12/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Walikota Solo Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan saat tiba di rumah dinas Loji Gandrung dari Jakarta, Kamis (12/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Calon Gubernur DKI Jakarta yang masih menjabat Walikota Solo, Joko Widodo, mengklaim tiga calon lain sudah memberikan lampu hijau untuk mendukungnya menghadapi pasangan Foke-Nara di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, September mendatang.

Promosi BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Medsos

Hal tersebut diungkapkan Jokowi kepada wartawan yang mewawancarainya begitu tiba di rumah dinas Walikota Solo Loji Gandrung, Kamis (12/7/2012) siang. Sayangnya, Jokowi menolak menyebutkan siapa tiga calon dimaksud. “Tidak perlu saya sebutkan. Tapi yang jelas, saya sudah menjalin komunikasi dengan mereka. Nanti tinggal ditindaklanjuti oleh partai,” ujarnya.

Terkait koalisi dengan calon lain, Jokowi memang menegaskan bahwa itu sebaiknya menjadi urusan partai dengan partai. Yang perlu dilakukan Jokowi hanya berusaha selalu menjalin hubungan baik dengan semua calon, bahkan dengan Fauzi Bowo (Foke) sekalipun. Sejak hitung cepat hasil perolehan suara diumumkan, Jokowi mengaku sudah berkali-kali menghubungi Foke di nomor Ponsel pribadinya. Namun berkali-kali itu pula tak ditanggapi. “Kadang tidak tersambung, kadang tersambung tapi tidak diangkat. Kalau dengan Pak Faisal Basri saya sering kontak-kontakan,” ujarnya sambil menunjukkan daftar panggilan di ponselnya.

Ditanya kemungkinan koalisi dengan Hidayat Nur Wahid, Jokowi mengatakan komunikasi dengan calon gubernur dari PKS itu juga baik. Bahkan Jokowi mengklaim Hidayat sudah memberikan lampu hijau untuk mendukungnya. Mengenai perolehan suara yang seolah membalikkan semua prediksi lembaga survei, Jokowi mengaku tidak terkejut. Menurutnya, ada satu hal yang selama ini luput dari perhitungan lembaga survei.

“Kondisi di lapangan itu selalu berubah, dari menit ke menit, jam ke jam. Itu yang tidak dilihat oleh lembaga survei,” jelasnya. Karena itu pula, hasil hitung cepat perolehan suara Pilkada putaran pertama tak membuat Jokowi terkejut. Hasil itu sudah diperkirakan sebelumnya berdasarkan pengamatan langsung di lapangan.

Jokowi mengaku tidak pernah menggunakan jasa lembaga survei dan tidak berniat memanfaatkan jasa mereka untuk memperoleh gambaran tingkat elektabilitasnya. Bukan karena tidak percaya, melainkan karena tidak punya uang untuk membiayai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya