SOLOPOS.COM - Ridwan Kamil foto bareng Melody JKT48. (Istimewa/Instagram)

Pilgub DKI Jakarta sudah dipanaskan survei yang menempatkan Ahok dan Ridwan Kamil sebagai pemuncak popularitas. Tapi Wali Kota Bandung ini kurang sreg.

Solopos.com, JAKARTA — Wali Kota Bandung mengaku menghadapi dilema terkait pencalonannya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Karena jika dia mengiyakan pencalonan itu, maka masa tugasnya sebagai wali kota akan terganggu.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

“Beratnya cuma satu. Kalau saya ke Jakarta, saya masa jabatan di Bandung diskon satu tahun. Sudah itu saja, kurang sreg,” katanya seusai berdiskusi dengan penyidik di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Karena itu dia berharap di masa depan, pemilihan kepala daerah (pilkada) harusnya berbarengan. Dengan demikian masa jabatan kepala daerah akan berakhir secara bersamaan dan pemilihannya pun demikian. Sedangkan kondisi saat ini, tutur Ridwan Kamil, dilema muncul karena selalu ada pertanyaan kenapa pindah ke daerah sedangkan masa jabatannya belum selesai.

“Kalau starnya sama, finish sama, teknis beradu lagi di pilkada fair kan,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ridwan Kamil membantah telah memberikan kode-kode di media sosial soal pencalonannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut dia, selama ini dirinya tidak memanfaatkan media sosial untuk kepentingan tersebut. “Coba sebutkan kode apa? Saya tidak pernah,” katanya.

Meskipun demikian, Emil berjanji akan memutuskan apakah ikut masuk bursa pencalonan gubernur DKI Jakarta atau tidak pada enam bulan ini. “Semester inilah akan diputuskan,” katanya.

Jelang Pilkada atau Pilgub DKI Jakarta 2017, nama Ridwan Kamil mencuat masuk dalam bursa pencalonan orang nomor satu di ibukota itu. Emil digadang-gadang berpotensi menjadi penantang terkuat Ahok dalam perebutan kursi gubernur berdasarkan survei beberapa lembaga belum lama ini.

Berdasarkan survei CSIS, popularitas Ahok 94%, disusul Tantowi Yahya dengan 81%, dan Ridwan Kamil dengan popularitas 71,25%. Sedangkan soal elektabilitas, CSIS mencatat Ahok tertinggi dengan 45%, Ridwan Kamil di posisi kedua dengan tingkat elektabilitas 15,75%, dan disusul Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebesar 7,75%, dan Adhyaksa Dault 4,25 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya