SOLOPOS.COM - Ilustrasi (dok)

Petisi kepada Presiden disampaikan oleh tahanan KPK yang meminta Samad dan Bambang Widjojanto tak diperlakukan istimewa.

Solopos.com, JAKARTA – Pengacara yang menjadi terdakwa kasus dugaan suap hakim PTUN Medan, O.C. Kaligis, mengumpulkan suara para penghuni rutan Guntur untuk menuntut Presiden agar melanjutkan proses hukum dua pimpinan KPK nonaktif Abraham Samad (AS) dan Bambang Widjojanto (BW).

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Petisi tertanggal 6 Oktober 2015 tersebut ditandatangani oleh 18 orang tahanan KPK di Rutan Guntur. Petisi itu berisi permintaan agar dua pimpinan nonaktif KPK tersebut tidak diperlakukan secara istimewa.

“Ini petisi dari penghuni Guntur, kita minta supaya BW dan AS itu disamakan dengan kita. Supaya jangan Bambang dan AS diistimewakan,” ujar Kaligis seusai menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (8/10/2015) malam.

Selain Kaligis, beberapa nama yang turut menandatagani petisi tersebut antara lain mantan Menteri Agama Suryadharma Ali, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajudin, Bupati Morotai nonaktif Rusli Sibua dan Bupati Empat Lawang Budi Antoni Aljufri.

“Bahwa model deponeering atau tidak meneruskan perkara Bambang Widjojanto dan Abraham Samad ke pengadilan, tentu mencederai rasa keadilan kami yang dituntut KPK,” ujar 18 tahanan tersebut dalam petisinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya