SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sydney (Solopos.com)--Para peternak Australia sangat gembira dengan keputusan pemerintahnya menarik penghentian ekspor sapi ke Indonesia.

Australia telah menghentikan ekspor sapi ke Indonesia selama sebulan akibat kasus video penganiayaan sapi. Sekarang para peternak Australia bisa kembali mengekspor sapinya dengan syarat mereka bisa membuktikan rumah potong hewan (RPH) di Indonesia menerapkan standar animal welfare.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Sebelumnya saya merasa sangat khawatir akan dibawa ke mana kebijakan ini (penghentian ekspor. Namun sekarang setidaknya kami mempunyai tujuan baru dengan kebijakan ini. Akan banyak pekerjaan yang dilakukan, dan saya senang akhirnya semua kembali lagi,” ujar Kirsty Forshaw, salah seorang peternak sapi Australia seperti dikutip dari VOA, Jumat (8/7/2011).

Kirsty memiliki 500 ribu hektar lahan peternakan di sebelah Barat Australia, jumlah ternak yang dimilikinya mencapai 5.000.

Para peternak Australia memang menghadapi kesulitan keuangan yang signifikan setelah pemerintahnya memutuskan menghentikan sementara ekspor sapi ke Indonesia sebulan lalu. Bahkan para peternak berencana untuk membunuh ribuan ternak mereka karena tidak sanggup untuk memeliharanya.

“Saya mulai khawatir dalam beberapa hari ini karena biaya kami jadi makin mahal. Kami masih harus mengeluarkan biaya untuk mesin diesel guna memberi minum untuk ternak,” jelas Kirsty.

Diakui para peternak ini, Indonesia merupakan pasar terbesar sapi di Australia. Dalam setahun nilai ekspor sapi Australia ke Indonesia mencapai US$ 320 juta.

Seperti diketahui, penayangan video kekerasan sapi di beberapa RPH di Indonesia yang ditayangkan oleh TV ABC 30 Mei 2011 lalu berujung pada penghentian ekspor sapi Australia ke Indonesia selama 6 bulan. Pemerintah Australia sepakat mengirim tim independen bersama tim dari Indonesia untuk memverifikasi RPH yang ada di Indonesia.

Namun penghentian ekspor sapi ke Indonesia tersebut langsung merugikan para peternak Australia hingga miliaran rupiah. Perdana Menteri Australia Julia Gillard akhirnya memutuskan memberikan bantuan kepada para peternak sapi Australia hingga AUD 30 juta (US$ 32 juta) atau sekitar Rp 288 miliar, karena rugi akibat keputusan penghentian ekspor itu.

Dan ternyata penghentian ekspor sapi Australia ke Indonesia itu ternyata tidak selama 6 bulan, dan hanya berlangsung sekitar 1 bulan. Indonesia tercatat sebagai salah satu pasar ekspor sapi terpenting Australia, yakni sekitar seperlima dari total kebutuhan Indonesia dipasok dari negeri Kanguru tersebut.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya