SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri kelapa sawit. (Antara/Syifa Yulinnas)

Solopos.com, JAKARTA–Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengusulkan pendirian pabrik kelapa sawit kepada Kementerian Pertanian (Kementan).

Saat ini ada 3 unit yang sudah disetujui dari 10 unit yang telah diajukan.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Ketua Apkasindo Gulat Manurung mengatakan penyerahan dokumen dilakukan oleh perwakilan Apkasindo yang berasal dari 22 provinsi kepada Direktorat Perkebunan Kementan pada Senin (4/7/2022).

Menurut dia, penyerahan dokumen tersebut merupakan buntut dari harga tandan buah segar (TBS) sawit yang beberapa bulan ini anjlok drastis.

“Untuk itu petani sawit harus segera masuk kesisi hilir, yaitu dengan mendirikan PKS dan Pabrik Minyak Goreng Sawit [MGS] dan Pabrik Minyak Makan Merah [M3],” ujar Gulat, Selasa (5/7/2022).

Baca Juga: UMKM di Sragen Ini Temukan Teknik Menggoreng yang Hemat Migor 30 Persen

Gulat menuturkan ketiga unit PKS ini adalah di Provinsi Papua Barat yaitu di Kabupaten Manokwari, di Kalimantan Barat Kota Singkawang, dan Provinsi Banten.

“Adapun usulan dari pendirian PKS Petani ini semula 10 unit, namun yang baru disetujui oleh BPDPKS [Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit] baru 3 unit,” tuturnya.

Pada pertemuan tersebut, Gulat mengatakan bahwa persoalan TBS saat ini sangat kompleks dan berbelit-belit.

Semua permasalahan yang terjadi saat ini bermula dari kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng, namun petani sawitlah yang paling dirugikan sebagai akibatnya.

Menurut dia, harga TBS petani sudah berada pada titik terendah sejak 3 bulan terakhir yakni di Rp1.250-1500/kg.

Baca Juga: Satu Bulan Lebih Larangan Ekspor Dicabut, Berapa Harga Sawit Hari Ini?

Hal ini tidak terlepas dari rendahnya hasil tender minyak sawit mentah (CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) yang pada Senin (4/7/2022) berada pada angka Rp7.775/kg.

Padahal, harga CPO di Rotterdam US$1.480/ton atau Rp22.200/kg dan di Malaysia RM 4.555/ton atau Rp15.500/kg.

Dia menilai rendahnya harga CPO Indonesia akibat penerapan domestick market obligation (DMO), domestic price obligation (DPO), Floush Out (FO), Bea Keluar (BK) dan Pungutan Ekspor (PE).

“Akibatnya harga CPO Indonesia tertekan sampai 65% dari harga Roterdam. Matematikanya adalah bahwa semakin rendah harga CPO tender KPBN maka semakin anjlok harga TBS Petani,” jelas Gulat.

Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengungkapkan bahwa kebijakan DMO dan DPO adalah untuk mengamankan pasokan minyak goreng di dalam negeri.

“Kalau DMO dilepas liar lagi naik [harga minyak goreng], biarin aja harga turun, DMO tetap ada,” ucap Isy saat ditemui di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (5/7/2022).

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Harga TBS Sawit Anjlok Terus, Petani Usul Bangun Pabrik Kelapa Sawit

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya