SOLOPOS.COM - Wardianto, salah seorang petani cabai di daerah Keten, Selerejo, sedang menunjukkan cabai kriting yang sudah dalam keadaan busuk karena tidak diambil pengepul, Kamis (3/1) di derah Cangkringan, Sleman. Harga cabai dijual ditangan pengepul seharga Rp5.000 perkilogram.JIBI/Harian Jogja/Garth Antaqona

Wardianto, petani cabai di Keten, Selerejo, Sleman, menunjukkan cabai kriting busuk karena tidak diambil pengepul, Kamis (3/1/2013. Harga cabai d itangan pengepul seharga Rp5.000 per kilogram.JIBI/Harian Jogja/Garth Antaqona

SLEMAN — Petani di Sleman kecewa dengan harga cabai yang anjlok. Saat ini harga cabai keriting mencapai Rp5.000 per kilogram dari harga ideal Rp10.000. Petani mengaku rugi dengan harga tersebut.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Pada musim penghujan ini petani memang ramai-ramai memanen cabai agar tidak busuk terkena air. Wardianto, petani cabai di Desa Keten, Selorejo, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, mengungkapkan ia terpaksa menjual seluruh panen cabai kriting perdananya dengan harga Rp5.000 per kilogram ke tangan pengepul. Padahal menurutnya harga ideal cabai kriting mencapai Rp 10.000 hingga Rp12.000 per kilogram.

“Harga jual cabai kali ini sangat buruk. Kami bahkan tidak mendapatkan untung sama sekali. Keringat ketika mencangkul, memupuk harus dibayar dengan kekecewaan,” ungkap Wardianto, Kamis (3/1/2013).

Hal serupa turut dialami Wastin. Menurutnya, harga jual cabai kali ini terburuk semenjak tiga tahun terakhir. Waktu panen sebelumnya, harga jual cabai bisa dinego hingga Rp10.000 per kilogram di tangan pengepul. Sedangkan saat ini dijual Rp5.000 per kilogram.

Harga yang anjlok dipicu terlalu banyaknya petani yang memanen cabai di saat bersamaan sehingga membuat produk melimpah. Sedangkan jumlah pengepul yang mencari cabai di daerah Cangkringan turun drastis karena panen raya yang juga terjadi di luar daerah Sleman.

“Sampai saat ini, di daerah Cangkringan kami belum menemukan ada paguyuban atau peran pemerintah yang mengatur harga jual cabai agar tetap stabil,” ujar Wastin.

“Kami sampai merugi hingga dua kwintal dengan harga jual Rp5.000 per kilogram. Ini jelas harga yang sangat buruk dan tidak ada untungnya,” tambah Wastin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya