SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA- Keputusan pesulap Limbad menjadi calon Bupati Tegal dikritik Pengamat Politik UGM Arie Sujito.

Realitas para pesohor seperti artis atau pesulap terjun ke politik menurut Arie, menegaskan kualitas politik saat ini hanya sekadar politik hiburan. Pesta demokrasi memilih pemimpin daerah hanya dimaknai secara formalitas asal dapat merebut kekuasaan.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Padahal substansinya, politik atau menjadi pemimpin adalah pengabdian. Banyak nilai di sana. Selain kredibilitas calon pemimpin juga tujuan berpolitik yakni untuk menyejahterakan rakyat banyak.

“Kalau seperti itukan (artis terjun ke politik) hakikatnya asal dapat memenuhi jumlah suara saja asal karena dapat berkuasa saja karena mereka populer,” kritik Arie.

Demokrasi seperti itu menurut Arie makin dangkal. Kondisi seperti ini akibat mesin partai yang tak bekerja. Partai gagal melakukan kaderisasi guna menghasilkan calon pemimpin berkualitas. Dampaknya kata dia justru ke masyarakat yang memilih pemimpin jenis ini.

Lantaran hanya mengandalkan popularitas tanpa disertai kredibilitas calon pemimpin, akhirnya nanti kebijakan yang dibuat juga merugikan masyarakat. Kuncinya kata Arie, di masyarakat itu sendiri. Apakah mau mereka dipimpin oleh orang yang tak kredibel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya