SOLOPOS.COM - Puluhan guru yang tidak lulus ujian PLPG, antre mengambil surat tugas mengikuti ujian ulang PLPG, di Ruang Bidang PTK, Disdikpora Solo, Jumat (24/8/2012).

Puluhan guru yang tidak lulus ujian PLPG, antre mengambil surat tugas mengikuti ujian ulang PLPG, di Ruang Bidang PTK, Disdikpora Solo, Jumat (24/8/2012).

SOLO – Beberapa peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) asal Kota Solo yang tidak lulus ujian PLPG, mengeluhkan terbatasnya waktu mengerjakan soal ujian. Akibatnya mereka tidak bisa mengerjakan soal dengan benar.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Salah seorang peserta PLPG yang tercatat sebagai guru SDN Petoran, Jebres, Rochmat, mengungkapkan ia tidak lulus pada ujian lokal PLPG. Menurutnya, waktu mengerjakan soal ujian sangat mepet. “Dalam waktu satu jam, kami harus mengerjakan soal esai dan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Padahal untuk membuat PTK, butuh waktu panjang,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di kantor Disdikpora Solo, Jumat (24/8/2012).

Hari ini Rochmat dan 152 guru lainnya harus mengambil surat tugas mengikuti ujian ulang PLPG, di Ruang Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Disdikpora Solo. Pasalnya mereka dinyatakan tidak lulus PLPG. Ujian ulang PLPG digelar Sabtu-Minggu (25-26/8/2012). Rochmat menceritakan dirinya termasuk peserta tahap I rombongan belajar (Rombel) pertama. Dari 30 guru di Rombel tersebut, hanya lima orang yang lulus. Sementara pada Rombel II dan III, hanya satu guru yang lulus pada setiap rombel. Setiap Rombel terdiri atas 30 guru.

Peserta PLPG lainnya dari SDN Wonosaren, Lilis, menjelaskan faktor kelelahan kemungkinan menjadi salah satu penyebab ia dan teman-temannya tidak lulus PLPG. Ia menerangkan selama 10 hari mereka harus mengikuti PLPG di tempat tertentu. Selama PLPG, mereka mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) setiap hari mulai pukul 07.00-17.00 WIB. Malam harinya mereka masih harus menyiapkan beberapa perangkat untuk Diklat esok harinya. “Sebenarnya materi yang diujikan sudah disampaikan saat diklat. Tapi karena waktu belajarnya kurang dan lelah, banyak yang lupa,” ungkapnya.

Terlebih bagi guru yang tak lagi muda seperti dirinya, terang Lilis, tidaklah mudah untuk mempelajari banyak teori. Terlebih kebanyakan peserta PLPG sudah berkeluarga. Otomatis mereka juga memikirkan keluarga yang ditinggalkan 10 hari. “Bahkan ada yang mikir utang,” ujarnya berkelakar.

Peserta lainnya dari SDN Tunggulsari, Aminah, mengatakan selama mengikuti PLPG ia merasa kelelahan. Sehingga saat ujian, ada soal ujian yang tidak bisa dikerjakan dengan benar. Rochmat menerangkan setiap peserta PLPG harus mengikuti tiga kali ujian. Yaitu ujian nasional yang soalnya dari pusat, ujian lokal yang soalnya dibuat UNS dan praktik mengajar. “Soal ujian lokal memang lebih sulit dibandingkan soal ujian nasional. Sehingga banyak guru yang tidak lulus dan harus mengulang ujian lokal,” jelasnya.

Kepala Bidang PTK, Disdikpora Solo, Sulardi mengungkapkan setiap peserta PLPG seharusnya mempersiapkan diri dengan baik dan bisa mengatur dirinya. Manurutnya, hal itu menjadi salah satu kunci sukses PLPG. Ketika seorang calon peserta PLPG dinyatakan lulus uji kompetensi, terangnya, dirinya harus siap mengikuti PLPG kapan pun. Tak terkecuali jika guru tersebut harus mengikuti PLPG tahap I. “Tak ada alasan karena ikut PLPG tahap I, guru belum siap,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya