SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, HONG KONG — Nasib pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hingga kini belum pasti menimbulkan spekulasi baru, yaitu dugaan adanya sabotase atau terorisme terhadap pesawat itu. Kecurigaan ini berdasarkan adanya laporan dua orang penumpang yang diduga menggunakan paspor curian.

Dua orang pemilik paspor tersebut sebenarnya sudah melaporkan hilangnya paspor mereka. Namun ternyata nama mereka masuk dalam daftar penumpang Malaysia Airlines penerbangan MH370. CNN melaporkan, otoritas Malaysia rupanya tidak mengecek dokumen yang dicuri itu ke database agen Interpol.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

CNN melaporkan, setelah pihak Malaysia Airline mengumumkan daftar 239 orang penumpang pesawat yang hilang itu, Austria menyangkal bahwa satu dari warga negaranya ada dalam penerbangan itu. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Austria, Martin Weiss, orang Austria yang namanya ada dalam daftar penumpang itu dalam kondisi baik. Paspor orang Austria itu hilang dicuri orang dua tahun silam.

Begitu pula dengan nama seorang asal Italia, Luigi Maraldi, yang masuk daftar penumpang pesawat nahas itu. Kementerian luar negeri Italia mengonfirmasi tidak ada warga negara Italia dalam pesawat. Kabarnya, para petugas di Malaysia akhirnya mengakui bahwa paspor Italia tersebut juga telah dicuri.

Sabtu (8/3/2014) kemarin, polisi Italia mengunjungi rumah Luigi Maraldi dan bertemu orang tuanya di Cesena, Italia utara. Ayah Luigi Maraldi, Walter, mengatakan mereka baru saja berbicara dengan anaknya (Luigi) dan dia tidak sedang dalam penerbangan.

Luigi saat ini sedang berlibur di Thailand. Paspor Luigi dilaporkan telah hilang dicuri di Malaysia Agustus 2013 dan saat ini sudah ada paspor baru penggantinya. Namun laporan lain menyebutkan kedua paspor tersebut dicuri di Thailand.

Inilah yang menguatkan dugaan adanya kemungkinan aksi terorisme di balik hilangnya pesawat Boeing 7777-222 milik Malaysia Airlines itu. Sabtu lalu, aparat gabungan telah, termasuk dari AS, telah diberitahu tentang hilangnya paspor itu. Dua nama orang yang paspornya dicuri itu juga telah dicek keberadaannya dan tidak ada indikasi mereka terlibat dalam aksi kriminal terhadap pesawat itu.

Saking seriusnya, AS mengirim tim FBI ke Malaysia untuk membantu investigasi. Namun mereka membantah upaya mereka dikaitkan dengan penelusuran terorisme. “FBI tidak tahu tentang terorisme atau kemungkinan lain yang menyebabkan hilangnya pesawat itu,” kata seorang pejabat FBI kepada CNN, Sabtu.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa pakar mengatakan hilangnya pesawat Malaysia Airlines ini ganjil. Pesawat itu seharusnya bisa mendarat dengan selamat seandainya mengalami masalah. Apalagi, pesawat dengan sistem keamanan canggih itu hilang kontak di ketinggian yang seharusnya menjadi zona teraman dalam penerbangan. Di pusat control bandara, tidak ada laporan serius mengenai kondisi pesawat sebelum hilang.

“Tentu saja, di bagian dunia manapun selalu ada potensi bagi teroris untuk beraksi dan menjadikan pesawat itu tidak berjalan semestinya,” kata Greg Feith, mantan investigator National Transportation Safety Board AS.

Greg juga menyatakan hilangnya komunikasi radio pesawat dan data radar di menara control menunjukkan pesawat itu telah diutak-atik dengan cepat di luar kendali para awak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya