Solopos.com, JAKARTA – PT Dirgantara Indonesia (DI) siap membuat helikopter kepresidenan jika diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kalau diperintahkan presiden [untuk membuat helikopter kepresidenan] kita siap. Jadi, apa pun yang dianggap terbaik kami laksanakan,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di Kantor Kemenhan, Jakarta, Jumat (4/12/2015).
Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit
Hal tersebut ia sampaikan setelah menghadiri acara penandatanganan Strategic Cooperations Agreement antara PT DI dan Korea Aerospace Industries (KAI).
Dalam konteks ini, kata Budi, pihaknya tidak melihat keunggulan dari helikopter keperesidenan maupun mahal atau murah apabila nantinya jadi dibuat.
“Peralatan untuk presiden bukan hanya soal canggih dan murah. Peralatan untuk kepala negara harus disesuaikan dengan kepribadian Bapak Presiden. Kalau ingin sederhana ya kita ikuti juga,” kata Budi.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung menyatakan Presiden Jokowi memutuskan menolak usul pembelian helikopter kepresidenan baru. Penolakan ini didasarkan pada pertimbangan helikopter kepresidenan yang ada saat ini masih bisa digunakan.
“Selain itu harga helikopter [kepresidenan] yang akan dibeli terlalu tinggi dengan kondisi keuangan sekarang,” kata Pramono di Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Sementara itu, Presiden Jokowi kemarin saat memberi pengarahan kepada para menteri terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) menyatakan ingin membangun postur TNI agar semakin kokoh.
“Untuk membangun kekuatan pertahanan, kita harus memenuhi kebutuhan alutsista secara terpadu baik di AL, AU, maupun AD dan di kepolisian,” kata Jokowi.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
