SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas membawa tangki berisi garam untuk dinaikkan ke pesawat Hercules C-130 di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, Sabtu (15/3/2014). BPPT bersama TNI AU melakukan modifikasi cuaca dengan menyebar sekitar lima ton garam di wilayah Provunsi Riau demi memadamkan kebakaran hutan yang berada dalam level berbahaya. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Pesawat Hercules yang jatuh di Medan kemarin menguji ketangguhan alutsista Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Di tengah ramainya gunjingan soal kelayakan pesawat Hercules milik TNI AU pascajatuhnya pesawat di Jl. Jamin Ginting, Medan, dekat Lanud Soewondo, Selasa (30/6/2015), ada pengakuan positif tentang pesawat ini. Pesawat ini disebut-sebut sangat tangguh melebihi pesawat jet komersial.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Adalah Arbain Rambey, jurnalis dan fotografer senior yang memiliki banyak pengalaman menumpang pesawat Hercules, termasuk Hercules C-130. Dari pengalamannya, Arbain menunjukkan ketangguhan pesawat itu dari apa yang bisa diangkut.

“Waktu itu saya pernah ikut ke Maumere. Pesawatnya mengangkut beras, kalau enggak salah lebih dari 20 ton. Saya duduk, di depan saya tumpukan beras sampai bisa menyentuh atap. Bahkan ada kuda di situ,” kata Arbain dalam dialog di Studio Kompas TV, Rabu (1/7/2015).

Kebetulan, saat itu pesawat tersebut tidak dalam kondisi sempurna. Dia diberi tahu bahwa salah satu baling-baling tidak berfungsi, namun tidak memengaruhi kestabilan pesawat. “Tidak terasa, jadi kalau saya tidak diberi tahu, ya tidak tahu,” katanya.

Itu belum seberapa. Pada 2004, Arbain dan beberapa wartawan lain berkesempatan ikut dalam misi pengiriman bantuan ke Iran. Ada pengalaman menegangkan saat itu.

“Saat itu naik tajam, tapi kemudian ada bunyi ‘tak-tak-tak-tak’ terus menerus, kayak ada yang menembaki pesawat. Tapi kita lega, karena kru bilang itu sudah biasa,” katanya.

Pada misi itu, alutsista Indonesia masih sangat lemah akibat embargo militer Amerika Serikat. Akibatnya, suku cadang pesawat, termasuk Hercules, sangat minim dan tanpa pembaruan. Onderdil pesawat pun harus dikanibalisasi.

“Penerbangannya sempat tertunda. Saya pikir ini dipastikan benar-benar keamanannya. Ada beberapa bagian yang dikanibalisasi,” kisahnya.

Sepanjang kariernya, Arbain sempat berkali-kali naik pesawat Hercules. Namun berbeda dengan pesawat komersial, di mengaku tidak ada guncangan selama di dalam pesawat. Dia juga mengakui ada orang-orang sipil yang diangkut dalam pesawat dan itu biasa.

“Bawa sipil juga, tapi mereka ditimbang. Itu karena kita kekurangan pesawat [di daerah terpencil]. Daripada kosong sama sekali, mending ngusung orang misalnya dari Merauke, sampai Jakarta.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya