SOLOPOS.COM - Objek yang Mengapung dan Diduga Penumpang AirAsia QZ8501 (Twitter.com)

Pesawat Airasia yang ditemukan serpihannya di Selat Karimata menjadi pertanda bangkai pesawat tersebut kini dalam kondisi rusak berat.

Solopos.com, JAKARTA — Serpihan yang ditemukan tim gabungan Basarnas terus bertambah. Hal ini diyakini sebagai tanda bahwa rangka dan badan pesawat sudah semakin dekat. Badan pesawat saat ini diperkirakan berada dalam kondisi rusak berat.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Direktur Operasi Basarnas, SB. Supriyadi, mengatakan temuan-temuan ini membuat tim pencari memfokuskan pencarian di sekitar lokasi penemuan di Selat Karimata itu dengan luas 90-130 nauctical mile square.

“Banyaknya serpihan dari Airasia ini merupakan barang bukti bahwa bagian pesawat dalam keadaan rusak berat, serpihan ini bisa terapung. Semakin banyak temuan, semakin dekat kita dengan kerangka pesawat. Saat ini, kapal BPPT, kapal navigasi TNI Angkatan Darat, ada dari Polri juga, negara tetangga, Singapura, Korea Selatan sudah bergabung, Amerika juga,” katanya dalam jumpa pers di Pangkalan Bun, Jumat (2/12/2014) siang, seperti ditayangkan Metro TV.

Sementara itu, jenazah yang ditemukan tak bisa dibiarkan terlalu lama karena mengalami pembusukan yang lebih cepat saat berada di darat. Hal inilah yang membuat jenazah tidak boleh berlama-lama di Pangkalan Bun.

“Begitu sampai ke Pangkalan Bun, kita harus evakuasi ke Surabaya. Khawatirnya kalau di sini akan cepat rusak. Begitu jenazah diangkat, proses pembusukan berjalan lebih cepat dan menyulitkan tim forensik. Jadi ini dengan cepat dikirim ke Surabaya, harapannya bisa segera diidentifikasi,” lanjut Supriyadi.

Menurut Supriyadi, pihaknya juga telah meminta bantuan warga dan nelayan di sekitar Pangkalan Bun untuk ikut membantu pencarian. Mereka diminta memantau jika ada serpihan yang terdampar di kawasan pantai dan menyerahkannya ke Pangkalan Bun jika menemukan.

Meskipun tim multinasional ini mengerahkan peralatan canggih seperti Remote Operated Underwater Vehicle (ROUV), pencarian masih terhambat faktor cuaca. “Mudah-mudahan dengan peralatan canggih ini kita bisa temukan. Harapan kita cuaca bisa bersahabat, artinyaa gelobang reda, cuaca mendungnya menipis, kalau bisa jangan sampai hujan.”

Tim investigasi Perancis, BEA, bergabung dengan tim Indonesia dan Singapura hari ini, Jumat (02/01/2014), untuk mencari kotak hitam. Tim menumpang sebuah kapal dengan membawa alat deteksi, termasuk hidrofon. Alat ini digunakan untuk mencari sinyal kotak hitam dari dua perekam, berdasarkan rilis BEA (02/01/2014).

Dua alat perekam dalam pesawat Airbus A 320-200 ini mencakup perekam suara kokpit, CVR, perekam data penerbangan dan FDR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya