SOLOPOS.COM - Evakuasi jasad korban Airasia QZ 8501, Rabu (31/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Pesawat Airasia ditemukan, baik berupa serpihan bagian pesawat maupun jenazah. Namun kondisi jenazah sudah berubah dan menyulitkan identifikasi.

Solopos.com, PANGKALAN BUN — Koordinator tim Disaster and Victim Identification (DVI) Indonesia di Pangkalan Bun, dr. Hariyanto, mengatakan untuk mengidentifikasi identitas jenazah di sana lebih sulit karena fisik jenazah mengalami perubahan dengan berjalannya waktu.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

“Ada gigi yang lepas, ada yang hanya tinggal atribut yang melekat di kulit,” ucapnya.

Hariyanto menggantikan posisi Direktur Eksekutif DVI Indonesia, Anton Castilani, yang bergeser tugas ke RS Bhayangkara guna mendampingi tim DVI guna semakin mengintensifkan proses identifikasi jenazah pesawat AirAsia QZ8501.

Selanjutnya, dr. Hariyanto akan memimpin koordinasi peran dan tugas tim DVI di RS Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun. “Rekan-rekan wartawan ini pengganti saya di sini ya,” kata Anton seraya memperkenalkan Hariyanto, kepada wartawan di Posko Utama Evakuasi, Minggu (4/1/2015).

Dia mengatakan tugas Tim DVI Polri untuk mengidentifikasi jenazah dengan mencocokkan data antem mortem dari keluarga korban semakin berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya