SOLOPOS.COM - Awan Cumulonimbus (Nasa.gov)

Pesawat Airasia ditemukan, Selasa (30/12/2014). Pesawat Airasia QZ 8501 ini, sebelumnya hilang kontak dan mengalami kecelakaan saat menghindari awan Cumolonimbus yang berbahaya. Nyatanya bukan hanya awan Cumolonimbus yang berbahaya bagi penerbangan.

Solopos.com, SOLO — Pesawat Airasia QZ8501 hilang kontak saat terbang dari Bandara Juanda, Surabaya menuju Bandara Changi, Singapura Minggu (28/12/2014). Selasa (30/12/2014), dikabarkan serpihan dan jenazah korban pesawat Airasia QZ 8501 itu sudah berhasil ditemukan. Pesawat Airasia diduga mengalami kecelakaan karena menghindari awan Cumulonimbus.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Awan Cumulonimbus memang awan yang sangat berbahaya bagi penerbangan. Tetapi  bukan hanya awan Cumolonimbus yang berbahaya bagi penerbangan. Selain awan Cumulonimbus, awan-awan apa saja yang berbahaya bagi penerbangan?

Sebagaimana infromasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Selasa (30/12/2014), terbang dengan pesawat terbang memang sangat nyaman. Namun, Anda akan merasakan sedikit guncangan, apabila pesawat menabrak awan. Awan ini  ada yang boleh dilalui dan ada juga yang harus dihindari, tergantung dengan alat pembaca awan atau sering disebut weather radar di pesawat. Warna yang terdapat pada weather radar adalah hijau, kuning, merah dan magenta. Warna-warna yang berbeda ini menunjukan tingkat bahaya suatu awan. Lalu apa saja jenis-jenis awan berbahaya bagi penerbangan? Berikut penjelasannya.

Awan Pancake atau Awan UFO
Apakah Anda pernah melihat awan pancake? Awan ini biasanya terdapat di daerah puncak gunung dan dataran tinggi. Dilihat dari bentuknya, memang tampak seperti piring terbang atau kue dadar. Di daerah sekitar awan ini biasa terjadi embusan angin yang kuat dan kencang. Embusan angin yang kuat ini sangat berbahaya bagi pesawat yang melintasi daerah tersebut. Apabila ada pesawat yang nekat melewati awan itu, maka pesawat tersebut bisa kehilangan kendali. Untuk itu, kita sebaiknya waspada apabila saat kita sedang terbang melewati awan ini.

Awan Mammatus
Awan Mammatus jarang ada di Indonesia. Namun, kehadiran awan ini biasanya pertanda adanya badai yang besar atau cuaca yang buruk. Awan Mammatus berisi kristal es yang agak tebal.

Awan Vulkanik atau Debu vulkanik
Sebenarnya awan vulkanik itu tidak ada, itu hanya istilah untuk debu vulkanik yang sangat tebal. Dengan kata lain Awan vulkanik adalah versi tebalnya atau besarnya dari debu vulkanik. Meskipun begitu, awan atau debu vulkanik ini tetap saja berbahaya. Dampaknya itu tidak hanya terasa di daratan saja, tetapi bisa juga ke langit. Apalagi kalau ada pesawat yang nekat melewati awan ini. Lebih parah lagi, apabila awan vulkanik /debu vulkanik ini jumlahnya banyak.

Awan Roll Over atau Morning Glory
Awan Roll over sering muncul saat badai dan menyebabkan udara lembab naik, kemudian dingin sampai ke titik tertentu, saat awan tersebut menjadi awan yang dikenal sebagai titik embun. Meskipun terlihat seperti tornado miring, awan ini tidak akan bisa menjadi puting beliung.

Awan Cumulonimbus
Awan Cumulonimbus merupakan awan yang ganas, Mengapa? Hal itu karena awan inilah yang biasanya sering membawa hujan dalam bentuk seperti es batu. Di dalam awan Cumulonimbus, terdapat banyak uap air dan juga aliran listrik. Tidak mengherankan, apabila awan ini sering sekali dijadikan pertanda adanya badai yang kuat.

Sebagaimana dikutip dari Detik, Selasa (30/12/2014), awan Cumulonimbus terdiri atas tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. Gesekan partikel awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik.

Dengan adanya gesekan partikel yang menimbulkan muatan listrik, awan Cumulonimbus sangat ditakuti pilot pesawat terbang. Hal itu karena awan Cumulonimbus ini yang paling sering menimbulkan bencana. Awan Cumulonimbus, satu-satunya awan yang bisa menghasilkan muatan listrik tornado atau puting beliung bisa terbentuk dari awan Cumulonimbus.

Pesawat Airasia yang hilang pada Minggu (28/12/2014), akhirnya ditemukan pada Selasa (30/12/2014) ini. Beberapa serpihan pesawat dan jenazah berhasil ditemukan dan saat berita ini diturunkan, tim Basarnas  sedang melakukan proses evakuasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya