SOLOPOS.COM - KRI Yos Sudarso terlihat dari pesawat presiden, Selasa (30/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Pesawat Airasia terus dicari di dasar laut. BPPT pun mengerahkan sebuah alat bernama ROUV, kendaraan bawah air yang mampu mendeteksi objek di kedalaman 300 m.

Solopos.com, PANGKALAN BUN — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengandalkan teknologi bernama Remote Operated Under Water Vehicle (ROUV) untuk mencari badan Pesawat AirAsia QZ-8501.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan SDA, Ridwan Djamaluddin, mengatakan alat itu telah diturunkan ke dasar laut di lokasi terakhir keberadaan pesawat. “Alat ini dikontrol pakai kabel [dari kapal KM Baruna Jaya] sejak dari kemarin [Kamis, 1 Januari 2015],” kata Ridwan kepada wartawan, setibanya di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Jumat (2/1/2015).

Menurutnya, teknologi itu bisa mendeteksi objek-objek di bawah laut dengan mulai kedalaman 300 hingga 500 dan kiri kanan mencapai 200 meter. Tingginya, kata Ridwan, mencapai 70 centimeter dan berat 300 kilogram.

Ridwan mengutarakan penggunaan ROUV di Selat Karimata dengan mempelajari terlebih dahulu arah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Peran ROUV saat berada di dasar laut mengirim sinyal ketika menemukan dari benda logam.

“Secara teknis sinyal-sinyal kemudian dikonversi ke citra media gambar. Setelah itu baru diintepretasikan gambar apa,” ujarnya seraya mengatakan belum ditemukan pesawat tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya