SOLOPOS.COM - PESANTREN MAHASISWA--Amir Faisal (berdiri), SQ Consulting, sedang menyampaikan materi pada acara peluncuran Pesantren Mahasiswa Baitul Musthofa di Mojosongo, Jebres, Solo, Minggu (25/3/2012) siang. (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

PESANTREN MAHASISWA--Amir Faisal (berdiri), SQ Consulting, sedang menyampaikan materi pada acara peluncuran Pesantren Mahasiswa Baitul Musthofa di Mojosongo, Jebres, Solo, Minggu (25/3/2012) siang. (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

SOLO- Hati-hati dengan prasangka Anda. Salah menyangka atau menilai diri sendiri dapat membawa kepada jurang kemiskinan terdalam.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Lebih kurang demikian salah satu benang merah materi yang disampaikan Amir Faisal, SQ Consulting dari Jakarta saat mengisi acara ‘Peluncuran Pesantren Mahasiswa Baitul Musthofa’ di Mojosongo, Jebres, Minggu (25/3/2012) siang. Merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW, Amir yang dikenal sebagai motivator dan mindset tingkat nasional, mengingatkan tentang keutamaan menyangka baik terhadap Tuhan.

“Tuhan sesuai prasangka hamba-Nya. Bila menyangka diri sendiri miskin maka Allah akan jadikan dia miskin, begitu sebaliknya. Jadi biasakan diri jadi orang kaya jika Anda ingin kaya,” urainya. Dia menegaskan salah satu poin yang harus diubah untuk menjadi orang kaya harta adalah mindset atau paradigma pikir. Merasa miskin dan memperlakukan diri sebagai orang miskin dengan mengandalkan pemberian orang lain akan benar-benar membuat miskin.

Melalui pendekatan sugestif interaktif, Amir menggugah kesadaran untuk selalu berpikir positif dan penuh semangat. Salah satu kunci untuk menjadi kaya adalah dengan menjadi seorang entrepreneur atau wirausaha. Seorang wirausaha selalu berpikir bagaimana caranya menciptakan lapangan kerja baru bagi orang lain. Berbeda dengan paradigma pikir seorang pekerja atau buruh yang lebih konsumtif.

“Bila seluruh uang dan hata di dunia dibagi rata untuk setiap orang, dalam waktu beberapa tahun uang dan harta tadi akan kembali pada posisi semula. Yang menjadi pembeda adalah wirausahawan,” imbuhnya.

Pembicara lain, Zaelani Tammaka, seorang praktisi pendidikan, menyoroti fakta bahwa mayoritas lulusan perguruan tinggi di Indonesia justru menjadi job seeker. Sedangkan alumnus sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) justru mampu berperan banyak dalam penciptaan lapangan kerja.

Menurutnya kewirausahaan adalah jihad besar memerangi kemiskinan. “Untuk menjadi wirausaha sukses dibutuhkan kecerdasankewirausahaan. Kecerdasan yang seperti sebuah naluri ini sering berperan penting dalam pengambilan keputusan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya