SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Syarifuddin, pengelola rumah singgah, dan Menteri PUPR, di Rumah Singgah Seberang Ulu, Palembang, Jumat (30/10/2015) pagi. (Setkab.go.id)

Perubahan iklim Indonesia, Presiden segera membentuk badan baru melindungi ekosistem gambut.

Solopos.com, PARIS–Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah segera membentuk Badan Restorasi Ekosistem Gambut sebagai langkah Indonesia untuk melindungi ekosistem gambut dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Pekan depan pasti rampung, segera dibentuk,” kata Presiden kepada pers di sela kunjungan ke paviliun Indonesia di arena KTT Iklim di Le Bourget, Paris, Perancis, Senin (30/11/2015) sore waktu setempat, seperti dilansir Antara, Selasa (1/12/2015).

Presiden mengatakan Indonesia memiliki komitmen kuat dalam perlindungan gambut yang ditunjukkan dengan langkah membentuk badan restorasi gambut, merevisi izin lama, dan tidak akan menerbitkan izin baru di lahan gambut.

Dalam pidatonya saat Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (UNFCCC), Presiden juga secara khusus menyebutkan tentang pengelolaan gambut.

Presiden mengatakan bahwa Indonesia mengalami kebakaran hutan dan lahan gambut.

El Nino yang panas dan kering menurut Presiden telah mengakibatkan upaya penanggulangan menjadi sulit, namun sudah berhasil diatasi.

“Penegakan hukum secara tegas tetap dilakukan,” ujarnya.

Saat kunjungan ke Paviliun Indonesia, Presiden Joko Widodo juga berdialog dengan aktivis Greenpeace yang menyerahkan spanduk kain bertuliskan “Dear Mr President Save Forest and Peatland”.

Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Teguh Surya mengatakan terdapat seluas 253.800 hektare areal gambut yang rawan berubah fungsi karena sebagian besar berada di dalam konsesi perusahaan hutan tanaman industri.

Menurut dia, masyarakat di Kalimantan dan Sumatra sudah memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan lahan gambut yaitu membuat sekat kanal untuk membuat lahan gambut tetap basah.

Lahan gambut yang basah akan mencegah kebakaran di area gambut. Solusi ini berhasil menyelamatkan Sungai Tohor Provinsi Riau dari kebakaran parah beberapa bulan lalu.

Sementara di Kalimantan Tengah yang merupakan daerah terparah krisis asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut, Greenpeace bersama para peneliti gambut dari “Central for International Cooperation in the Management of Tropical Peatland” (CIMTROP) Universitas Palangkaraya dan Save Our Borneo (SOB) serta masyarakat setempat melakukan aksi sekat kanal di Sebangau, Pulau Pisau Kalimantan Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya