SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Antara)

Pertumbuhan ekonomi dunia yang melesu coba diatasi dengan menggarap UKM yang ada.

Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Gusti Kanjeng Ratu Pembayun atau Mangkubumi menyatakan saat ini tidak bisa mengandalkan investor dari luar karena perekonomian internasional tengah lesu. Kadin DIY berupaya memaksimalkan potensi ekonomi lokal DIY.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Kita tak bisa lagi banyak mengandalkan investor dari luar. Maka potensi lokal yang akan kita maksimalkan,” kata Pembayun seusai dilantik menjadi Ketua Kadin DIY di Bangsal Kepatihan, Jumat (7/8/2015)

Pembayun mengajak semua pengusaha terutama yang tergabung dalam wadah Kadin DIY untuk aktif mengembangkan perekonomian DIY yang bercirikan kearifan lokal. Menurutnya banyak potensi ekonomi kerajinan yang dikelola usaha kecil menengah yang perlu diangkat. Karena usaha mikro yang paling terkena dampak lesunya ekonomi global.

Putri sulung Gubernur DIY Sri Sultan Hemengku Buwono X ini mengakui Kadin DIY sudah lama ‘tertidur’, masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Maka saat ini Kadin DIY membutuhkan kepengurusan yang benar benar siap kerja keras dan kerja cerdas. Kadin, kata Pembayun, ingin benar-benar berfungsi sebagai sarana untuk kemajuan pengusaha DIY. Ia juga mengajak semua pengusaha untuk bergabung bersama.

“Tujuannya selain majukan bisnis tentunya majukan ekonomi di DIY,” ajak Pembayun.

Usaha mikro yang selama ini mengandalkan pihak ketiga dalam ekspor produk, sambung Pembayun, perlu disupport agar tidak hanya menguntungkan agen pengekspor, namun juga menguntungkan UKMnya.

Ketua Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulistiyo mengatakan untuk tetap survive dalam kondisi ekonomi yang lesu serta kebutuhan sektor rill maka kepengurusan Kadin di semua daerah akan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Dunia usaha di daerah harus mampu meraih berbagai peluang yang terbuka.

Kebijakan prasarana pertanian, perikanan, industri kreatif dan pariwisata dari pemerintah pusat, maka peluang investasi dan peluang usaha akan terbuka bagi dunia usaha di daerah. Namun hal itu tidak akan berdampak langsung mendorong perekonomian di daerah karena kewenangan perijinan ada di pemerintah daerah, “Kadin daerah perlu memikirkan efektifitas proyek-proyek yang tidak terintegrasi,” katanya.

Selain itu, Suryo juga menyinggung soal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku mulai akhir tahun ini. Menurutnya, banyak faktor eksternal yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan ekonomi.

Suryo mengatakan dengan berlakunya MEA akan terjadi aliran barang, dana, dan pekerja secara bebas antarnegara-negara Asia Tenggara. “Kita harus mendapat memanfaatkan adanya kebebasan ini,” kata dia.

Pemerintah, kata Suryo, telah membuka pintu lebar-lebar bagi investor asing. Berbagai proyek telah ditawarkan dan mendapat sambutan dari berbagai negara. Proyek besar yang ditangani investor asing biasanya diikuti masuknya tenaga kerja dalam julah besar.

Jika fenomena mengalirnya tenaga kerja asing terus berjalan diakui Suryo, maka tujuan ekonomi pembangunan untuk menciptakan kemakmuran akan terganggu. Disisi lain perlu adanya kesiapan tenaga kerja di daerah.

dari kenyataan itu, Suryo berharap pemerintah daerah perlu melakukan konsolidasi potensi sumber daya ekonomi yang ada di daerah agar proyek-proyek dapat memberi dampak kesejahteraan di daerah.

“Proses konsolidasi akan berhasil bila ditunjang dengan kerjasama sinergis antara pemerintah daerah dan dunia usaha,” ucap Suryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya