SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

BANDA ACEH- Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh melarang warga di ibukota Provinsi Aceh itu untuk bermain domino (gaple) karena dianggap lebih banyak rugi daripada keuntungnya.

Promosi Perkuat Kapabilitas Digital, BRI Gandeng Tencent Cloud dan Hi Cloud Indonesia

“Permainan domino, kalau dalam bahasa Aceh disebut “me`en batee” itu lebih banyak mudarat dibandingkan manfaatnya. Saya berharap warga untuk meninggalkan kegiatan itu,” kata Wakil Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa`aduddin Djamal di Banda Aceh, Jumat (13/7/2012).

Hal tersebut disampaikan seusai membuka musabaqah dalail khairat tingkat kota Banda Aceh yang ikuti sembilan kelompok dari seluruh kecamatam di Gampong (Desa) Lampeunyerat Kecamatan Banda Raya. Menurut dia, tidak selayaknya seorang muslim menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat.

Di Kota Banda Aceh, beberapa desa seperti Desa Ilie kecamatan Ulee Kareng telah mengeluarkan peraturan tidak memperbolehkan ada permainan itu di daerahnya.

“Peraturan larangan main domino itu dikeluarkan oleh perangkat desa, saya berharap desa lainnya yang tersebar di sembilan kecamatan juga melarang permainan yang tidak bermanfaat itu,” kata Illiza Sa`aduddin Djamal.

Politisi dan aktivis perempuan Aceh itu juga mengatakan selama ini ia sering menerima keluhan dari kalangan ibu-ibu yang menyebutkan suami mereka pulang larut malam karena keasyikan bermain domino.

“Gara-gara permainan itu keluarga menjadi korban, sudah sepantasnya domino itu harus ditinggalkan oleh masyarakat Aceh, apalagi sering dijadikan sarana untuk ajang taruhan dan judi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya