SOLOPOS.COM - Pialang beraktivitas di lantai Bursa Saham New York. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Perlambatan ekonomi global kian diperparah spekulasi kenaikan suku bunga The Fed (The Fed rate).

Solopos.com, JAKARTA — Spekulasi penaikan suku bunga The Fed seusai rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (17/9/2015), tidak hanya menjadi kekhawatiran Indonesia, tetapi juga banyak negara lain. Namun ada peluang kenaikan The Fed rate akan ditunda.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Plt. Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan mengatakan spekulasi penaikan Fed Rate menjadi kekhawatiran pelaku pasar global. “Bukan kekhawatiran spesifik pelaku pasar Indonesia, tetapi banyak negara yang mengkhawatirkan prospek kenaikan suku bunga AS,” kata Fauzi di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (16/9/2015).

Melihat perkembangan perekonomian AS, Fauzi justru melihat potensi penundaan penaikan suku bunga The Fed semakin besar. Alasannya antara lain dolar AS telah menguat sangat tajam, tingkat inflasi rendah, dan jumlah penduduk setengah menganggur masih besar. Selain itu, seiring melorotnya harga komoditas energi, ekspor AS tertekan.

Apalagi, lanjutnya, bank sentral negara lain, seperti Jepang, Tiongkok, dan Uni Eropa justru menerapkan kebijakan moneter ekstra longgar. Tidak hanya memangkas suku bunga, tetapi juga menggulirkan quantitative easing. “Bisa ditunda sampai semester I/2016,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad enggan mengomentari spekulasi penaikan The Fed Rate seusai rapat FMOC pada Kamis (17/9/2015). “Kita tunggulah. Saya enggak mau terlalu cepat juga mengomentari. Mudah-mudahan nanti tidak apa-apa,” kata Muliaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya