SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Perlambatan ekonomi AS membuat The Fed batal kenaikan suku bunga, artinya Indonesia masih akan mengalami volatilitas serupa suatu hari.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah gencar mengundang investor luar negeri untuk membeli surat berharga di dalam negeri untuk mengantisipasi dampai penaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan pemerintah tidak dapat melakukan intervensi langsung di pasar valuta asing. Pasalnya, hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.

“Sebenarnya yang berhadapan langsung dengan kebijakan The Fed itu Bank Indonesia sebagai otoritas yang dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing. Pemerintah hanya dapat mengantisipasinya secara tidak langsung,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Darmin menuturkan penundaan penaikan suku bunga acuan AS hanya akan menunda persoalan yang akan dihadapi negara berkembang. Alasannya, spekulasi mengenai kebijakan the Fed akan kembali muncul pada rapat The Federal Open Market Committee atau FOMC selanjutnya.

Menurutnya, penundaan penaikan suku bunga tersebut dilakukam karena kesempatan kerja di AS belum pulih. The Fed sendiri memang memiliki tugas untuk menjaga kesempatan kerja selain menjaga nilai tukar dolar AS.

“Ini bukan hadiah dari the Fed, tetapi memang mereka akan rugi kalau menaikkan suku bunganya. Angka kesempatan kerja mereka belum bagus, kalau sudah bagus pasti dinaikan,” ujarnya.

The Fed dini hari tadi kembali menunda penaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, karena gejolak di pasar finansial global. Dalam rilis FOMC, The Fed menyatakan perkembangan ekonomi dan finansial global belakangan ini bisa menghambat aktivitas ekonomi dan laju inflasi di AS.

Gubernur The Fed Janet Yellen dalam pernyataan pers setelah rapat FOMC menegaskan perkembangan ekonomi global tidak mengubah proyeksi dan rencana kebijakan moneter The Fed.

Bank sentral AS tersebut menegaskan masih mempertahankan target Fed Fund Rate di kisaran 0–0,25%. Berapa lama rentang tersebut bertahan, tergantung pada perkembangan data menuju target penyerapan tenaga kerja maksimal dan inflasi 2%.

Data yang diamati tersmasuk kondisi pasar tenaga kerja, realisasi inflasi dan ekspektasi inflasi, serta pengamatan terhadap perkembangan internasional dan pasar finansial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya