SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Perlambatan ekonomi global masih akan ditambah dengan efek kenaikan suku bunga The Fed (the Fed interest rate).

Solopos.com, JAKARTA — International Monetery Fund (IMF) mengingatkan para pejabat keuangan di seluruh dunia untuk melindungi sistem finansialnya dari kemungkinan ketidakstabilan akibat the Federal Reserves yang berencana untuk menaikkan suku bunga acuan (the Fed Interest Rate).

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Dana moneter itu mengungkapkan kebijakan yang salah langkah mengandung risiko yang bisa mengakibatkan tergelincirnya ekonomi global dan memicu aksi jual di pasar ekuitas.

Dalam rilis yang disebarkan melalui situs resminya, IMF mengatakan tingkat utang yang tinggi di bank dan perusahaan swasta menyebabkan negara-negara berkembang rentan terhadap tekanan dan keluarnya arus modal ketika The Fed bersiap menaikkan suku bunga untuk kali pertama sejak 2006.

“Pasar negara berkembang menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan realitas pasar global baru dengan posisi kerentanan yang lebih tinggi karena prasyarat untuk menaikkan suku bunga The Fed sudah dipenuhi,” ujar IMF dalam laporan periodik itu.

IMF menegaskan China bakal menghadapi tantangan untuk mengalihkan pertumbuhan dari sektor produksi ke konsumsi tanpa mengekspos kelemahan perusahaan yang terjerat utang serta bank dibebani meningkatnya kredit bermasalah. “Perkembangan pasar terbaru menggarisbawahi kompleksitas tantangan ini, serta keguncangan berpotensi kuat datang dari China,” papar IMF.

Sebelumnya, IMF pada Selasa (6/10/2015) merevisi pertumbuhan ekonomi global hingga 0,2% menjadi 3,1%. Revisi terjadi karena melemahnya harga komoditas dan perlambatan ekonomi China.

IMF dalam World Economic Outlook Oktober 2015, juga memangkas proyeksi volume perdagangan global menjadi 3,2% dari proyeksi Juli 4,1% pada akhir tahun ini. Proyeksi volume perdagangan global IMF tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan estimasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) yang mengatakan volume akan tumbuh 2,8% pada 2015.

“Guncangan mungkin berasal dari negara maju atau berkembang dan dikombinasikan dengan kerentanan sistem yang belum terselesaikan, dapat menyebabkan gangguan aset pasar global dan pengeringan mendadak dari likuiditas pasar di banyak jenis aset,” kata IMF.

IMF menyatakan tingkat kegagalan perusahaan untuk membayar utang akan meningkat, terutama di China. Untuk mengurangi risiko utang itu, Negeri Tirai Bambu itu harus secara bertahap menarik dukungan pemerintah dari sistem keuangan.

Untuk mencegah keterguncangan sektor keuangan global, IMF menyarankan agar The Fed memperjelas serta konsisten mengkomunikasikan rencana untuk menaikkan suku bunga. Sementara itu para pemerintah di pasar negara berkembang perlu memonitor pergerakan mata uang asing dalam hal ini dolar AS dari perusahaan swasta yang melakukan pinjaman dalam bentuk mata uang tersebut.

Meski IMF telah mengingatkan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika, The Fed memiliki ruang lingkup yang cukup untuk melakukan penundaan kenaikan the Fed rate.

Direktur Moneter dan Pasar Modal IMF, Jose Vinals, mengatakan jika the Fed menunggu kesempatan yang baik untuk menaikkan suku bunga, risiko bisa dikurangi. “Saya tidak setuju dengan strategi menaikkan suku bunga seketika. Rekomendasi kami adalah untuk The Fed menunggu sampai ada tanda-tanda yang nyata bahwa inflasi benar-benar naik sebelum melepaskan suku bunga acuan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya