Perlambatan ekonomi Indonesia menjadi alasan BI mempertahankan suku bunga tinggi. Namun, pemerintah sempat meminta sebaliknya.
Solopos.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) harus melaksanakan kebijakan yang sejalan dengan apa yang telah diputuskan pemerintah untuk memperbaiki perekonomian nasional.
Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024
Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, mengatakan selama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) sering bertemu untuk menyelaraskan kebijakan yang akan diambil. Pasalnya, Bank Indonesia dan pemerintah memiliki fokus fungsi dan kewenangan yang berbeda.
“Pemerintah kan lebih kepada persoalan fiskal dan Bank Indonesia untuk urusan moneter. Meskipun berbeda pembagian tugasnya, tetapi keduanya harus sejalan karena mengelola perahu yang sama,” katanya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Teten Masduki menuturkan pemerintah saat ini fokus memikirkan insentif yang dapat diberikan untuk menarik investor menanamkan modalnya di Indoneaia. Dengan begitu, akan ada banyak dolar Amerika Serikat (AS) yang masuk di pasar valuta asing dalam negeri.
Menurutnya, pemerintah selama ini tidak ingin mengintervensi Bank Indonesia dengan meminta penurunan bunga bank. Pemerintah hanya ingin memberikan stimulus agar perekonomian dapat lebih cepat bergerak.
Seperti diketahui, sebelumnya Presiden Jokowi meminta penurunan bunga bank dengan melakukan efisiensi di internalnya. Penurunan bunga tersebut mengarah kepada bunga pinjaman dari bank yang jauh di atas suku bunga Bank Indonesia.
Dengan melakukan efisiensi diharapkan perbankan dapat mengurangi biaya operasionalnya dan digunakan untuk mensubtitusi keuntungan dari bunga pinjaman.