SOLOPOS.COM - Warga memilih pakaian impor bekas atau awul-awul yang dijual di Pasar Klitikan Notoharjo, Semanggi, Solo, Selasa (28/7/2015). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Perlambatan ekonomi Indonesia diwarnai pelemahan kurs rupiah yang terus terjadi hingga hari ini.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah mengakui besarnya impor yang dilakukan Indonesia menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan pelambatan ekonomi di dalam negeri.

Promosi BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Medsos

Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan impor Indonesia tidak hanya berupa barang-barang elektronik. Saat ini, Indonesia juga masih kebanjiran produk sayur dan buah dari luar negeri.

“Presiden menyebut barang-barang impor itu tidak melulu barang elektronik, tetapi juga tidak sedikit sayuran yang masih perlu diimpor, seperti jagung, bawang merah, gua, dan garam,” kata Ari Dwipayana di Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Ari menuturkan pemerintah saat ini berupaya mengembangkan ekonomi yang berbasis produksi. Dengan cara tersebut diharapkan Indonesia dapat mengurangi impor produk-produk tertentu karena sudah dapat diproduksi di dalam negeri.

Menurutnya, Presiden Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk meningkatkan produksi beras, kedelai, dan jagung, dalam tiga tahun. Selain itu, Presiden juga memerintahkan peningkatan produksi gula dalam lima tahun serta menyiapkan peningkatan produksi daging di dalam negeri.

“Presiden menekankan yang kami kejar saat ini adalah subtitusi dari barang impor,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ari juga menyampaikan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan pelemahan nilai tukar mata uang beberapa negara.

“Dolar Amerika Serikat saat ini memang berada level Rp14.000/dolar AS, tetapi Presiden mengingatkan saat ini masih lebih baik karena pada 1998 dolar Amerika Serikat melonjak dari Rp1.800 menjadi Rp15.000,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya