SOLOPOS.COM - Pembuatan pupuk padat dari limbah kotoran sapi oleh Kelompok Tani Pangudi Bogo, Desa Dlingo Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Senin (5/9/2022). Pupuk organik pilihan solusi petani jika terlalu mahal beli pupuk nonsubsidi. (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, JAKARTA–Pupuk organik akan kembali masuk dalam jenis pupuk yang disubsidi pemerintah. Hal itu sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Menurut Mentan, Presiden memerintahkan hal tersebut dalam Rapat Terbatas di Istana Merdeka yang dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Pupuk Indonesia, serta asosiasi pertanian dan pupuk.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Presiden hari ini menegaskan bahwa pupuk organik harus masuk kembali. Dan Menteri Pertanian segera harus mengubah PP Nomor 10 itu setelah semua proses-proses yang harus dilakukan secara cepat,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (27/4/2023), yang dilansir Antara.

Dia menjelaskan Presiden memerintahkan untuk segera merevisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.

Dalam Permentan 10/2022 yang ditetapkan pada 6 Juli 2022, terdapat perubahan pada jumlah jenis pupuk bersubsidi, yakni dari yang semula terdapat 6 jenis pupuk yaitu ZA, Urea, SP-36, NPK, Pupuk Organik, dan Pupuk Organik Cair, berubah menjadi 2 jenis pupuk saja yaitu Urea dan NPK.

Dengan terbatasnya bahan baku pupuk akibat perang Rusia-Ukraina sebagai pemasok produksi pupuk, Presiden memutuskan keberpihakan terhadap produksi pupuk organik.

Mentan mengatakan Presiden Jokowi memerintahkan untuk melakukan sentralisasi terhadap pupuk organik dengan menghidupkan kembali seluruh produsen pupuk organik, baik di tingkat masyarakat maupun UMKM.

“Presiden tadi memutuskan sebuah keberpihakan bahwa pupuk organik, mereka produsen pupuk tetap harus diakomodir,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong petani padi menggunakan pupuk organik lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan menekan biaya.

“Ya, hari ini kita mulai menanam seperti di daerah-daerah yang lain. Setelah panen, tidak diberi jeda karena masih ada air banyak, segera ditanam dan yang saya senang di sini memakai pupuk organik yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia,” kata Jokowi mengawali keterangan persnya di Tuban, Kamis (6/4/2023).

Presiden mengatakan petani di Tuban sudah 3 tahun terakhir menanam dengan pupuk organik lokal di lahan 1.000 hektare, dan mampu menekan biaya produksi.

“Semuanya organik dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektare bisa 5 juta sampai 6 juta per hektare. di sini hanya antara 100.000 dan 500.000 per hektare,” ujarnya.

Menurut Presiden, jika hal tersebut dikembangkan di daerah lain, layaknya dilakukan Serikat Petani Indonesia, maka akan banyak mengurangi biaya dan ketergantungan terhadap pupuk kimia.

“Ini akan banyak mengurangi cost [biaya] yang harus dikeluarkan petani dan tidak ketergantungan kepada pupuk-pupuk kimia, (tidak) tergantung pada industri pupuk kimia, [tidak] tergantung pada impor bahan baku dari pupuk-pupuk kimia yang sekarang ini terjadi. Jangan sampai ada keluhan ‘wah Pak pupuknya sulit’,” kata Jokowi.

Jokowi mengapresiasi apa yang dimulai Serikat Petani Indonesia dengan menggunakan pupuk organik lokal, di tengah sulitnya memperoleh pupuk dunia.

“Saya kira bagus sekali dan hasilnya, hasilnya juga di awal memang agak turun sedikit, tetapi setelah itu meningkat malahan. Ini yang bagus,” ujarnya.

Presiden juga telah memerintahkan kepada Menteri Pertanian untuk mengembangkan penggunaan pupuk organik di provinsi lain. Persoalannya, kata Jokowi, setiap petani harus memiliki setidaknya dua ekor sapi untuk bisa memproduksi sendiri pupuk organik dari kotoran sapi.

“Di sini sudah. Di daerah yang lain ini nanti tugasnya Kementerian Pertanian untuk mencukupi itu sehingga bisa dipakai untuk membikin pupuk organik. Yang saya senang juga harga gabah di petani dibanding tahun yang lalu jauh lebih baik pada hari ini. Petani mestinya senang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya