SOLOPOS.COM - Sejumlah mahasiswa UNS menggelar aksi cium tangan sekaligus bagi bunga kepada pedagang di Pasar Gede, Solo, Jumat (21/12/2012). Kegiatan itu dalam rangka peringatan Hari Ibu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sejumlah mahasiswa UNS menggelar aksi cium tangan sekaligus bagi bunga kepada pedagang di Pasar Gede, Solo, Jumat (21/12/2012). Kegiatan itu dalam rangka peringatan Hari Ibu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Setelah berjalan melewati jalan basah sepanjang hampir satu kilometer, belasan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswi UNS sampai di Pasar Gedhe Solo sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat (21/12/2012). Ketika memasuki wilayah Pasar Gedhe, sebagian mahasiswi mengacungkan poster, sebagian lain mendatangi para pedagang yang merupakan ibu-ibu.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Awalnya seperti muncul tanda tanya besar di wajah para pedagang Pasar Gedhe, mereka merasa aneh dengan kehadiran para mahasiswa yang sebagian besar berkerudung itu. Apalagi rombongan itu seperti akan melakukan demonstrasi dengan membawa poster berisi tulisan-tulisan. Namun setelah para ibu-ibu mendapatkan ucapan selamat dan ciuman di punggung tangannya akhirnya mereka mengerti, bahkan memberikan berbagai macam doa kepada para mahasiswi itu.

Salah satu peserta aksi itu adalah Umi Satiti, ketika memasuki bangunan utama Pasar Gedhe, dirinya langsung menuju ibu penjual buah-buahan yang sedang menjajakan dagangan di tengah-tengah lapak. Riska kemudian merangkul ibu bernama Lanjari itu, dan mencium tangannya dengan khidmat lebih dari lima detik. “Ibu, semoga lancar ya kerjaannya,” ucap Umi setelah melepaskan tangannya.

Setelah mencium tangan Lanjari, berganti Umi yang dipeluk Lanjari dan pipi kanan-kirinya dicium dengan akrab, secara bersamaan Lanjari berdoa agar semua cita-cita para mahasiswi itu dapat tercapai. Lanjari mengaku kaget sekaligus terharu karena masih ada orang yang memperhatikan para ibu yang membanting tulang demi keberlangsungan hidup keluarga. “Saya jadi ingat anak-anak di rumah ketika mereka mengucapkan selamat Hari Ibu,” jelas perempuan berumur 57 tahun itu.

Sebagian besar peserta aksi itu berasal dari luar kota, sehingga mereka memilih para ibu-ibu pedagang di Pasar Gedhe sebagai pengganti fisik ibu kandung mereka di rumah. Mereka merasa hari ibu itu universal untuk semua ibu di dunia, sehingga dengan itu mereka tetap yakin bisa ikut menyampaikan perasaannya kepada ibu kandung. “Ketika mencium tangan ibu-ibu di sini rasanya sama seperti mencium tangan ibu di rumah, dan rasanya ingin pulang ke rumah,” jelas Riska Rahmawati mahasiswi asal Trenggalek, Jawa Timur itu.

Riska mengaku sudah beberapa tahun tidak merayakan Hari Ibu bersama keluarga di rumah karena harus menempuh pendidikan di Kota Solo. “Biasanya saya kirim ucapan lewat SMS, dan ketika tahu SMS saya dari dulu di simpan, rasanya sangat bahagia,” jelasnya.

Selain mencium tangan, para mahasiswi juga memberikan bunga kepada para ibu sebagai tanda terima kasih, selain itu ibu-ibu diminta untuk menulis pesan dan doa di kain putih yang telah mereka sediakan. “Saya berharap mereka bisa lancar cari kerja dan terus maju,” papar pedagang pisang, Ngadiyem, 55.

Sementara itu koordinator aksi, Ririn Listyawati, menjelaskan aksi yang mereka lakukan hari itu sebagai upaya untuk memeringati Hari Ibu sekaligus tanda ucapan terima kasih kepada seluruh ibu di penjuru dunia. Selain itu dengan memilih pedagang di Pasar Gedhe, mereka mencoba untuk menghadirkan sosok perempuan Solo yang berjuang tak kenal lelah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya