SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Perilaku konsumen dalam memperjuangkan hak-haknya dinilai masih rendah.

Solopos.com, SOLO—Tingkat kesadaran konsumen di Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya selama ini masih rendah. Hal ini tidak terlepas dari masih rendahnya pemahaman konsumen akan UU Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur Jenderal (Dirjen) Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan (Kemendag), Widodo menyebutkan berdasarkan data Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), hanya 11 persen konsumen di Indonesia yang memahami dan memperjuangkan hak-hak mereka. “Kebanyakan, masih bersikap nrima,” kata Widodo dalam Dialog Interaktif memperingati Hari Konsumen Nasional (Hakornas) 2015 tingkat Provinsi Jawa Tengah di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Kamis (7/5/2015) malam.

Dialog interaktif itu juga menghadirkan nara sumber lain, yakni Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Sekda Jateng Sri Puryono, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Ngargono, serta perwakilan pelaku usaha.

Widodo menekankan pentingnya memahami UU perlindungan konsumen. Konsumen harus mendapatkan penjelasan yang cukup tentang produk yang dibeli, jaminan mutu atas produk tersebut. Selain itu menjadikan konsumen cerdas dalam memilih produk, terutama menggunakan produk dalam negeri. Tujuannya meningkatkan harkat produk dalam negeri. Menurutnya, produk dalam negeri tidak kalah kualitasnya dengan produk impor.

“Hasil pengawasan, tingkat pelanggaran justru terbanyak ditemukan pada produk impor. Hampir 74% pelanggaran di produk impor. Sisanya produk dalam negeri. Artinya ini menunjukkan kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan produk impor,” katanya.

Widodo mengatakan daya beli konsumen pada produk dalam negeri mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi bangsa. Selain itu berimbas pada pertumbuhan industri dalam negeri, serta penyerapan tenaga kerja. “Ini akan mampu mengurangi angka pengangguran,” katanya.

Wagub Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko menilai perlunya perbaikan infrastruktur di seluruh daerah Jawa Tengah agar laju pertumbuhan ekonomi menjadi meningkat. Dengan infrastruktur yang baik akan menarik investor datang ke Jawa Tengah. “Dengan begini maka lapangan kerja tercipta masyarakat bekerja dan daya beli meningkat,” katanya.

Wagub mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus menyosialisasikan gerakan konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri. Dengan harapan, masyarakat sadar pentingnya nasionalisme untuk mencintai produk dalam negeri, terutama menjelang implementasi masyarakat ekonomi Asean (MEA).

“Peran konsumen untuk membendung produk barang dan jasa dari luar negeri, sangat diperlukan. Dalam beberapa tahun terakhir, produk barang dan jasa manca negara sudah membanjiri Indonesia, dan semakin berlimpah pada saat MEA diberlakukan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya