SOLOPOS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, SURABAYA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan selisih harga antara ikan segar dengan mati bisa sampai 70% hingga 80%. Sehingga bila penanganan pascapenangkapan ikan bisa diperbaiki, nilai tambahnya besar.

“Saya bermimpi bisa menerbangkan [produk perikanan segar] dari Jawa. Orang tidak percaya lobster dan ikan bisa bayar jutaan dolar pesawat. Tapi saya bisa,” katanya di sela-sela Konferensi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil di Surabaya, Rabu (19/11/2014) malam.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Susi menceritakan risiko menggunakan model pengiriman konvensional cukup besar. Pengalamannya pengiriman lobster via darat dari Pacitan ke Jakarta setiap 1 ton jumlah yang mati bisa 2 kuintal.

Adapun bila dikirimkan via udara maka kematian bisa hanya 1%. Dengan selisih harga antara komoditas hidup dan mati dibandingkan jumlah risiko kematian maka nilai ekonomis pengiriman melalui pesawat terpenuhi.

Menurutnya peningkatan nilai ekonomi komoditas perikanan tidak hanya soal distribusi. Faktor pelestarian juga perlu diperhatikan. Sehingga penjualan ikan atau lobster sedang bertelur harus dihentikan.

“Bisa saja nanti dikembangbiakkan di negara lain,” katanya.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan dalam konteks peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir bisa dilakukan dengan memperpanjang waktu penangkapan. Kecenderungan saat ini nelayan hanya melaut sehari atau dikenal dengan istilah one day fishing.

“Waktu penangkapan seharusnya lebih panjang agar lebih efisien,” katanya.

Menurutnya di sisi darat, kata dia, peningkatan kesejahteraan nelayan bisa dilakukan dengan memberi fasilitas pengolahan produk sampingan ikan seperti tepung ikan ke perempuan pesisir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya