PERGURUAN TINGGI Harus Kembangkan Seni Tradisional

Prof Ir Wiendu Nuryanti, M Arch Ph D (Espos/Ahmad Mufid Aryono)

SOLO— Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Republik Indonesia (RI) Bidang Kebudayaan, Prof Ir Wiendu Nuryanti, M Arch Ph D, Sabtu (7/4/2012), menilai seni dan tradisi memiliki peran penting sebagai perekat sosial di masyarakat. Sehingga, Perguruan Tinggi (PT) perlu mengembangkan seni tradisi tersebut dalam bentuk karya ilmiah ataupun jurnal.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Saat jumpa pers sebelum seminar nasional Seni Tayub Nusantara 2012 di UNS, Sabtu, Wiendu menegaskan ekspresi seni merupakan wujud kearifan lokal, sehingga perlu dilestarikan. Pemerintahan maupun masyarakat memiliki peran penting dalam pengembangan budaya tradisional itu.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) wajib memfasilitasi pengembangan budaya. Sementara itu, akademisi di perguruan tinggi negeri maupun swasta wajib mengembangkannya dalam bentuk jurnal maupun karya ilmiah. “Harus saling sinergi menghidupkan kembali kesenian yang merupakan akar dari kebudayaan,” tegasnya.

Menurut Wiendu, ekspresi seni memiliki hubungan sangat erat dengan kehidupan sosial masyarakat. Ia berharap seni seperti Tayub misalnya bisa direvitalisasi agar makna filosofi kesenian itu bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, Sabtu, dalam pidatonya saat membuka seminar nasional Seni Tayub Nusantara di UNS mengatakan sangat mendukung pelestarian budaya lokal. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap forum ilmiah nasional yang membincangkan eksistensi budaya seperti tayub. Ia berharap forum ilmiah semacam itu mampu menjadi langkah awal UNS untuk turut dalam melestarikan budaya lokal.