SOLOPOS.COM - Ilustrasi BPR (JIBI/Bisnis/Dok.)

“Bisa jadi karena memang saat ini pelaku jasa keuangan juga semakin banyak sehingga berebutan kue pasar kredit yang notabene itu-itu saja jadi terkesan stagnan”

Harianjogja.com, JOGJA-Performa penyaluran kredit di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dinilai tidak sebaik lima tahun lalu membuat pelaku BPR berhati-hati. Monitoring dan mitigasi risiko terus dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL).

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Direktur BPR Ukabima Nindya Raharja Gunungkidul Sudjut Budi Utomo mengatakan, jumlah nasabah kredit produktif di BPR Ukabima lebih mendominasi yaitu mengambil porsi 70% dan sisanya kredit konsumtif. Hal itu sudah sesuai dengan visi misi BPR Ukabima yang hadir memberikan pembiayaan modal usaha.

Ia mengakui, secara bergantian pasti ada nasabah yang membayar angsuran kredit tidak tepat waktu. “Tapi yang penting buat kita monitoring dan mitigasi risikonya selalu kita jalankan,” kata Sudjut, Minggu (8/10/2017).

Petugas bank akan berupaya menjaga performa kredit dengan memberikan pembinaan kepada nasabah yang tidak tepat waktu. Bank akan menyelesaikan sesuai dengan masalah masing-masing nasabah.

Sudjut mengakui, seiring meningkatkan kegiatan wisata di Gunungkidul, BPR Ukabima banyak menerima nasabah dari kalangan pelaku jasa wisata, baik dari pengelola maupun usaha perdagangan yang terdampak kegiatan pariwisata. Mereka tergolong pelaku usaha baru sehingga butuh pendampingan dalam hal penyerapan dan ketepatan pembayaran kredit di bank.

Sementara itu, Corna Irawan Tri Atmanto selaku Direktur BPR Mlati Pundi Artha mengakui, pertumbuhan kredit saat ini tidak sebagus lima atau sepuluh tahun silam. “Bisa jadi karena memang saat ini pelaku jasa keuangan juga semakin banyak sehingga berebutan kue pasar kredit yang notabene itu-itu saja jadi terkesan stagnan,” katanya.

Untuk menjaga kualitas kredit yang baik, BPR Mlati Pundi Artha melakukan pelayanan perbankan dengan lebih meningkatkan early warning system, yaitu melakukan upaya dini mulai pengajuan kredit hingga proses analisa dilakukan dengan lebih cermat dan hati-hati. Ia mengungkapkan, cara seperti itu dapat sedini mungkin mencegah kemungkinan terjadinya kualitas kredit yang kurang baik.

“Selanjutnya untuk kredit yang sudah berjalan, dilakukan dengan lebih meningkatkan hubungan dan pembinaan kepada setiap debitur sehingga bisa dicegah sedini mungkin apabila terdapat indikasi penurunan kualitas kreditnya. Dengan cara ini bisa diupayakan perbaikan sedini mungkin,” katanya.

Ia menjelaskan, masing-masing BPR memiliki cara yang berbeda dalam memperlakukan nasabahnya. BPR Mlati Pundi Artha sendiri lebih mengutamakan penanganan maupun penyelesaian permasalahan secara kekeluargaan, kendati upaya hukum tetap dilakukan apabila tidak menemukan jalan tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya