SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO—Jumlah outflow atau uang yang beredar di masyarakat menjelang pemilu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut kemungkinan besar terjadi karena meningkatnya kebutuhan untuk dana kampanye.

Deputi Bidang Sistem Pembayaran dan Informasi Intern (SPMI) Bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo, Tigor Silalahi, menyampaikan kebutan uang yang paling banyak adalah pecahan Rp5.000-Rp20.000. Pihaknya mencatat rata-rata ada kenaikan outflow sekitar tiga kali lipat dari bulan yang sama dari tahun sebelumnya (year on year/yoy). Bahkan menjelang pemilu kali ini ada seseorang yang mengaku mencalonkan diri menjadi anggota legislatif menukarkan uang hingga Rp200 juta.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI

“Masa kampanye pasti ada kenaikan peredaran uang. Kenaikan outflow ini sudah dimulai sejak Januari dan diprediksi akan terus meningkat mengingat April ada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada Juli,” ungkap Tigor saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (17/3/2014).

Menurut Tigor, penambahan uang beredar tersebut untuk membiayai dana kampanye seperti pembuatan alat peraga kampanye dan untuk mengganti uang transport sehingga banyak yang menukarkan uang pecahan Rp5.000-Rp20.000.

Tigor menyamaikan untuk pecahan Rp20.000 pada Januari tercatat total outflow (perbankan dan penukaran pribadi) sekitar Rp8,73 miliar  dari sebelumnya hanya Rp2,81 miliar pada tahun sebelumnya. Begitu pula pecahan Rp10.000 juga mengalami peningkatan yoy dari Rp2,44 miliar menjadi Rp6,8 miliar. Sedangkan pecahan Rp5.000 naik menjadi Rp3,7 miliar dari sebelumnya Rp1,4 miliar.

Sementara itu, Tigor menyampaikan ada kemungkinan peredaran uang palsu (upal) meningkat menjelang pemilu karena kebutuhan dan peredaran uang lebih tinggi jika dibandingkan hari biasanya. Namun hingga pertengahan bulan ini, data BI menunjukkan tidak ada peningkatan yang mencolok.

Dia menuturkan sejak Oktober tahun lalu, upal yang dilaporkan ke BI kisaran Rp30 juta. Diakuinya ada peningkatan penemuan upal pada Januari, yakni Rp37,6 juta dari Rp32 juta pada Desember tahun sebelumny. Namun pada Februari ada penurunan menjadi Rp22,4 juta sedangkan pada Maret hingga Jumat (14/3/2014) tercatat ada Rp11,8 juta upal yang dilaporkan ke BI.

Menurut Tigor, upal tersebut kebanyakan merupakan uang yang disetorkan ke bank umum. Setelah itu diserahkan ke BI, apabila terbukti palsu, uang tersebut diserahkan kepada polisi tapi apabila ternyata terbukti asli, kemudian dikembalikan ke bank yang bersangkutan.

“Kalau yang langsung ditangani polisi tidak tahu apakah ada peningkatan atau tidak tapi kalau di BI cenderung landai,” papar Tigor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya