Harian Jogja.com, JOGJA-Tidak hanya mengalami penurunan pengunjung atau wisatawan, industri kerajinan perak di Kotagede juga terganjal masalah regenerasi dan persaingan, perajin perak Kotagede
Perajin perak Agung Tri Prasetyo Kampung Basen, RT 12/ RW 04, Kotagede mengakui jika banyak toko kerajinan perak di Kotagede yang tutup. Menurut dia hal ini disebabkan perajin perak rata-rata berusia lanjut, sedangkan regenerasi belum dilakukan.
Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS
“Kalaupun ada, hanya satu dua keluarga saja anak yang meneruskan usaha orangtuanya. Masalah SDM ini menjadi salah satu persoalan juga akibat terus menurunnya penjualan kerajinan perak,” ujar Agung.
Agung berharap pemerintah melakukan tindakan nyata untuk menyelamatkan industri perak di Kotagede. Adapun cara yang dapat ditempuh disebutnya bervariasi, dari publikasi pemberian gift berupa perak Kotagede hingga melibatkan perajin perak dalam event-event tertentu.
Direktur Borobudur Silver, Selly Sagita menyatakan Jogja masih memiliki potensi ekspor. Terutama untuk tujuan Turki, India dan Malta. Namun diakuinya akhir-akhir ini produksi perak dari Jogja turun.
“Karena kompetitor seperti China, India dan Thailand mulai membuat perhiasan dari perak juga. Bahkan mereka menggunakan mesin untuk pembuatannya, jadi lebih rapi meskipun kreasinya monoton,” kata Selly.