Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Direktur Utama PT GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengatakan pihaknya terus berusaha menambah kapasitas perawatan pesawat seiring pertumbuhan pesawat Garuda Indonesia dan maskapai lainnya yang sangat pesat. “Kami mulai membangun hanggar keempat yang berkapasitas mampu menampung 16 pesawat narrow body (badan sempit) dengan luas areal 64.000 m2. Keberadaan hanggar ini akan menambah kapasitas dan akan berdampak langsung pada pendapatan perusahaan,” kata Richard, disela-sela acara groundbreaking pembangunan hanggar keempat di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu (30/1/2013).
Groundbreaking ini dihadiri Menteri Perindustrian MS. Hidayat yang sekaligus menandatangai prasasti pembangunan hanggar keempat. Turut hadir pula Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S. Gumay, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie, dan Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines Rudy Setyopurnomo.
Richard mengatakan peningkatan kapasitas akan berdampak pada lonjakan pendapatan secara signifikan dari base maintenance. Pada 2013, pendapatan dari base maintenance ditargetkan US$70 juta dan pada 2014 naik menjadi US$90 juta dengan menggunakan hanggar empat mulai Semester II/2014.
“Pada 2015, base maintenance ditargetkan meraih pendapatan US$123 juta atau naik 100% dibandingkan pendapatan 2012, sedangkan total pendapatan pada tahun ini menjadi US$260 juta, pada 2014 menjadi US$315 juta pada 2014, serta menjadi US$375 juta, bahkan US$500 juta pada 2017,” kata Richard. Menurut Richard, hanggar keempat yang akan dibangun ini menelan dana Rp500 miliar dengan pembiayaan dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. Hangar 4 untuk perawatan pesawat narrow body ini ditargetkan mulai beroperasi pada Juli 2014.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Emirsyah Satar mengatakan pihaknya akan terus mendukung perkembangan GMF untuk menambah kapasitasnya seiring industri penerbangan yang terus bertumbuh. “Perusahaan perawatan pesawat terbang terbesar di Indonesia ini harus membangun hangar baru karena pertumbuhan pesawat Garuda Indonesia sangat pesat,” kata Emirsyah.
Dia menjelaskan sesuai dengan program Quantum Leap Garuda, jumlah pesawat yang akan dioperasikan oleh maskapai milik negara ini mencapai 194 pesawat dan ada kemungkinan bertambah lagi pada 2015. Contohnya, lanjut Emirsyah, pada 2013, Garuda grup akan menambah 39 unit pesawat, 24 unit untuk Garuda, dan15 unit untuk Citilink Indonesia (anak usaha Garuda yang melayani penerbangan bearif rendah).
“Jumlah penumpang udara terus bertambah, maka kami harus kapitalisasi ini. Pada tahun lalu tumbuh 14%, diperkirakan tumbuh 15% tahun ini,” kata Emirsyah. Selain itu, lanjutnya, pasar perawatan pesawat pihak ketiga (non Garuda) baik di kawasan domestik maupun regional tumbuh pesat rata-rata 15% sampai 20% per tahun. “Pasar inilah yang akan kita kerjakan dengan hangar baru,” katanya.