SOLOPOS.COM - BOM RAKITAN -- Petugas tim penjinak bahan peledak (Jihandak) Brimob membawa tas berisi bom rakitan yang ditemukan di dekat Terminal Tirtonadi, Solo, Kamis (1/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Bom rakitan yang ditemukan petugas kebersihan di barat Terminal Tirtonadi, Solo diduga memiliki daya ledak tinggi. Saat ini, bom rakitan tersebut sudah dimusnahkan Tim Jihandak Brimob Detasemen C Pelopor Surakarta.

BOM RAKITAN -- Petugas tim penjinak bahan peledak (Jihandak) Brimob membawa tas berisi bom rakitan yang ditemukan di dekat Terminal Tirtonadi, Solo, Kamis (1/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, komponen di dalam bom rakitan tersebut, terdiri atas empat buah pipa/pralon yang masing-masing berdiameter 3/4 dan panjang 17 cm, satu buah jam tangan merek Eksplosiver warna orange, bungkusan kertas warna coklat, sebuah rangkaian elektro (elco, transistor, resistor, travo, doida, tiga buah kabel warna hitam, kuning, biru) dan dua kawat tembaga sebagai pengikat. Saat ditemukan, bom rakitan ini diketahui masih aktif dan siap meledak.

“Dilihat dari rangkaian bomnya, kami pastikan perakit bom ini sudah profesional. Dia bukan orang sembarangan. Hasil rangkaiannya begitu rapi dan sudah sesuai yang diharapkan. Hasil bom rakitan seperti ini, perakit bom itu levelnya sudah instruktur atau pelatih,” tegas Pasi Ops, AKP Sartam mewakili Komandan Brimob Detasemen C Pelopor Surakarta, AKBP Sudiyana saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (2/9/2011).

Lebih lanjut dia mengatakan, bom rakitan yang ditemukan di sebelah barat Terminal Tirtonadi ini memiliki kadar ancaman cukup tinggi. Seandaianya bom itu meledak di tengah keramaian dipastikan sangat merugikan masyarakat. Setelah dievakuasi dan diteliti, akhirnya bom rakitan itu dimusnahkan di Mako Subden Brimob di Grogol, Sukoharjo, Kamis (1/9/2011) pukul 17.00 WIB. Pertimbangannya, selain mengacu pada prosedur tetap (Protap) juga didasari rangkaian bom yang cukup rapi.

“Penanganan bom ini dibutuhkan kehati-hatian karena bergeser sedikit saja kabelnya kemungkinan besar dapat meledak. Apalagi, kalau terjadi korsleting. Di dalam empat pralon itu juga berisi serbuk atau semacam mesiunya,” ujarnya.
Guna mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan di Kota Bengawan, AKP Sartam menghimbau warga Solo yang menemukan benda-bendar mencurigkan mirip bom dipersilakan segera melapor ke petugas. Masyarakat Solo juga tak perlu panik menyikapi temuan bom rakitan tersebut.

“Kalau misalnya menemukan benda mencurigakan mirip bom jangan pernah dipegang atau diutak-atik. Karena bisa jadi akan membahayakan diri sendiri atau orang lain. Apa yang dilakukan penemu bom rakitan di Banjarsari kemarin sebenarnya tidak benar karena justru membuang ke sungai,” katanya.

Saat disinggung tentang dari kelompok mana perakit bom tersebut, AKP Sartam belum dapat memberikan jawaban lebih detail. Begitu pula, saat ditanya tentang motif peletakan bom rakitan. Pasalnya, hal tersebut masih ditelusuri petugas. Terlebih, Bejo yang menemukan bom mengaku sudah tidak ingat di mana lokasi penemuan benda yang membahayakan itu. “Kami belum bisa mereka-reka siapa yang memasang bom ini. Begitu pula motifnya apa? Karena, si penemu bom sendiri tidak ingat di mana lokasi penemuan. Kemudian, bom itu sudah dibuang ke sungai. Artinya, kami tidak dapat menentukan apakah jarum jam saat ditemukan masih aktif atau tidak,” katanya.

Di lain pihak, Kapolresta Solo, Kombes Pol Listyo Sigit Prabowo membantah kalau benda mencurigakan yang ditemukan tak jauh dari Terminal Tirtonadi termasuk bahan peledak. Sekalipun di dalam rangkaian benda mencurigakan itu terdapat pralon, jam, kabel dan rangkaian elektronik lainnya. “Benda itu hanya diurai. Tidak ada bahan peledaknya. Setelah diurai, benda mencurigakan itu dikembalikan kepada kami,” katanya.

Menurut dia, petugas kepolisian masih mendalami siapa pemasang benda mencurigakan di kawasan RW I di Gondang Wetan, Manahan tersebut. Hal tersebut termasuk juga mendalami motif utama diletakkannya bom rakitan itu. Orang nomor satu di jajaran Mapolresta Solo ini juga enggan mengaitkan penemuan benda mencurigakan itu dengan momentum Lebaran tahun 2011. Hal itu termasuk saat ditanya adanya tulisan spidol Yayasan Brayat Minulyo di bungkus plastik.

“Masih didalami hal itu. Intinya, benda itu tidak meledak karena memang bukan bahan peledak. Meskipun ada tulisan Brayat Minulyo di bungkus plastiknya, hal itu tidak bisa dijadikan patokan kalau Brayat adalah sasarannya, karena penemunya sendiri tidak ingat ambilnya di mana?” ujarnya.

pso

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya