SOLOPOS.COM - Polisi berjaga-jaga di sekitar Pospam Lebaran Polresta Solo di Gladak yang menjadi sasaran serangan granat saat malam takbiran belum lama ini. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Polisi berjaga-jaga di sekitar Pospam Lebaran Polresta Solo di Gladak yang menjadi sasaran serangan granat saat malam takbiran belum lama ini. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO-Penyelidikan untuk mengungkap pelaku teror di Kota Solo terus dilakukan oleh jajaran Polresta Solo dibantu tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Hingga saat ini, hasil temuan barang bukti yang disita tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Semarang Mabes Polri sudah turun. Namun Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in memilih bungkam dan tidak mau membeberkan hasil penelitian Labfor tersebut.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Ya, hasil Labfor sudah turun. Tapi kami tidak bisa berikan hasilnya kepada publik,” kata Asjima’in saat dihubungi Solopos.com, Senin (27/8/2012). Alasan Kapolresta Solo belum berani membeberkan kepada publik, karena kasus itu masih dalam tahap penyelidikan. Dia khawatir pelaku akan kabur setelah terdeteksi jenis senjata atau jenis bahan peledak yang ditemukaan di dua lokasi yakni Pospam Gemblegan dan Pospam Gladak. “Kalau kita beberkan semua kepada publik akan menghambat kinerja penyidik, nanti tunggu perkembangan selanjutnya,” terang Asjima’in.

Asjima’in mengakui belum ada titik terang mengenai identitas pelaku maupun motif di balik penyerangan dua pos pengamanan (Pospam) di Kota Solo. Saksi yang diperiksa dalam dua kasus teror kurang lebih 40 orang. Sejauh ini, penyidik masih fokus memeriksa para saksi. Dari puluhan saksi yang diperiksa, mencuat dugaan mantan anggota yang pernah berdinas di Polresta Solo ikut terlibat. Namun hasil pemeriksaan tidak bisa membuktikan keterlibatan aksi teror tersebut. Sebab, saat dilakukan pemeriksaan, yang bersangkutan berada di luar kota Solo.

“Saat aksi teror itu, orang yang dicurigai masih tinggal di kampung halamannya. Pemanggilan orang itu masih sebatas saksi,” kata seorang perwira Satreskrim yang enggan disebutkan namanya.

Lebih lanjut, Asjima’in mengatakan secara maraton telah memeriksa 40 saksi dalam dua aksi teror di Kota Solo. Namun dari pemeriksaan puluhan saksi tersebut, penyidik belum bisa mendeteksi siapa pelaku ataupun aktor di balik kasus penembakan di Pos Pengamanan (Pospam) Gemblegan dan pelemparan bahan peledak yang diduga granat nanas di Pospam Gladak, Solo. “Identitas pelaku belum ada. Kami masih memeriksa sejumlah saksi yang saat ini bertambah menjadi 40 orang. Semua masih dalam tahap penyelidikan,” papar Asjima’in saat ditemui wartawan di Mapolresta Solo, Jumat.

Kapolresta Solo juga menepis adanya rumor SMS gelap yang menyebutkan telah mengantongi identitas pelaku dan ciri-ciri pelaku yang telah melakukan aksi teror di Solo. “Tidak usah ditanggapi isu-isu seperti itu. Sekali lagi, identitas masih gelap. Petugas masih bekerja di lapangan. Doakan semoga cepat terungkap pelakunya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya