SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kredit sub sektor industri tekstil, sandang dan kulit yang disalurkan Bank Umum di Soloraya, mengalami pertumbuhan signifikan pada posisi akhir tahun 2009. Yakni, sebesar 38,52%, atau tumbuha dari nilai Rp 1,79 triliun pada 2008 menjadi Rp 2,48 triliun pada 2009.

Pertumbuhan kredit sub sektor industri tekstil, sandang dan kulit tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan dan total kredit bank umum secara keseluruhan, yang masing-masing sebesar 10,74% dab 17,75%.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Pemimpin Bank Indonesia (BI) Solo, Dewi Setyowati, dalam siaran persnya menyampaikan, dengan pertumbuhan tersebut maka pangsa kredit sub sektor industri tekstil, sandang dan kulit terhadap kredit sektor industri pengolahan meningkat dari sebesar 42,94% pada 2008 menjadi 53,72% pada 2009.

Sementara itu, pangsa kredit sub sektor industri tekstil, sandang dan kulit terhadap total kredit bank umum secara keseluruhan meningkat dari 11,23% pada 2008 menjadi 13,21% pada 2009. “Tingginya pertumbuhan kredit sub sektor industri tekstil, sandang dan kulit yang disalurkan bank umum di Soloraya tidak terlepas dari meningkatnya debitur dari 729 rekening pada 2008 menjadi 761 rekening pada 2009, atau meningkat 4,39%.”

Kendati demikian, dari sisi kualitas kredit, sub sektor industri tekstil, sandang dan kulit menunjukkan adanya penurunan kualitas. Hal ini, lanjut Dewi, tercermin dari indikator non performing loan (NPL) yang meningkat dari 2,61% pada 2008 menjadi 10,52% pada 2009.

“Meningkatkanya NPL kredit sub sektor ini sangat terkait dengan kondisi krisis global yang berdampak pada melemahnya permintaan produk tekstil terutama yang berorientasi ekspor. Apabila diamati, nampak bahwa tahun 2007 dan 2008 merupakan tahun dengan pencapaian kualitas kredit terbaik. Di mana pada 2007 NPL hanya 1,85% dan tahun 2008 sebesar 2,61%.”

Ditambahkannya, perkembangan kredit sub sektor industri tekstil, sandang dan kulit tahun 2010 masih berpotensi untuk meningkat. Faktor utamanya, adalah tetap terjaganya makroekonomi terutama inflasi dan nilai tukar, serta prospek perekonomian yang semakin membaik seiring pulihnya pasar ekspro setelah terpuruk sejak akhir tahun 2008 akibat krisis ekonomi global.

“Namun, dengan diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement (AC-FTA) tahun ini, pelaku ekonomi di Soloraya khususnya yang bergerak dalam industri tekstil, sandang dan kulit terutama yang berorientasi pada pasar domestik diharapkan mampu meningkatkan daya saing, membuat diferensiasi produk dan menangkap peluang yang ada.”

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya