SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyadapan (www.dw.de)

Penyadapan AS terungkap kala pengajuan terkait kasus seorang pria yang diduga mengekspor peralatan elektronik ke Iran secara ilegal.

Solopos.com, SOLO – Sebuah program penyadapan rahasia dari pemerintah Amerika Serikat (AS) yang ternyata menyimpan panggilan data. Hal itu terungkap dalam sebuah pengajuan terkait dengan kasus seorang pria yang diduga mengekspor peralatan elektronik ke Iran secara tidak sah.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Dalam pengajuan tersebut, agen penyelidikan pengendalian obat di bawah kementerian kehakiman AS (Drug Enforcement Administration/DEA) menyatakan dulu penyadapan berupa data panggilan tersebut digunakan oleh pengadilan administratif untuk mengumpulkan meta-data panggilan AS yang berbasis ke luar negeri

Diberitaan Phone Arena, penyadapan data panggilan tersebut digunakan DEA AS untuk mengetahui jaringan perdagangan narkoba internasional dan kegiatan kriminal lainnya yang terkait.

DEA tidak mengungkap negara-negara asing yang berada di dalam daftar tersebut, namun DEA mengatakan bahwa Iran adalah salah satu negara yang berada di dalamnya.

Pengajuan tersebut mengurai aktivitas panggilan ke luar AS, namun program ini juga mengumpulkan data panggilan masuk ke AS dari luar negeri.

Pengumpulan data untuk program tersebut tercatat dimulai pada tahun 1990-an dan ditutup pada Agustus 2013. DEA mengatakan, tidak lagi mengumpulkan catatan massal dan database sejak program tersebut dihapus.

Diberitakan Antara, Sabtu (17/1/2015), Patrick Toomey, pendukung kebebasan sipil dan privasi dari American Civil Liberties Union (ACLU) mengatakan kegiatan ini membuktikan bahwa pemerintah telah memperpanjang penggunaan data tersebut jauh melampaui investigasi terorisme dan keamanan nasional.

DEA memulai program ini sebagai konsekuensi dari undang-undang yang disahkan oleh Kongres untuk memberdayakan badan dalam perang terhadap narkoba.

Namun, masih menjadi perdebatan bahwa DEA AS bertindak terlalu jauh dari apa yang seharusnya ditargetkan untuk informasi khusus dan justru berbalik menjadi program penyadapan pengumpulan data.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya