SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeroyokan. (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, JOGJAEmpat dari tujuh tersangka pengeroyokan anggota Brimob Polda DIY Brigadir Toni Narwoko yang ditangkap
Tim Khusus Polresta Jogja dan Polda DIY diketahui tengah merayakan ulang tahun sambil pesta minuman keras sebelum menganiaya
korban. Hal itu terungkap dari pengakuan tersangka yang diperiksa penyidik Polresta Jogja.

“Sebelum melakukan [penganiayaan] tersangka sempat pesta minuman keras,” kata Kepala Polresta Jogja Komisaris Besar Polisi Slamet Santoso, Sabtu (22/11/2014)

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Keempat tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif untuk menangkap tiga pelaku lain yang identitasnya sudah dikantongi polisi.
Sementara itu, untuk senjata api milik korban, Slamet mengaku hingga kemarin sore masih dilakukan penyelidikan karena pihaknya
belum bisa menggali keterangan yang utuh. Korban masih berobat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY.

“Keterangan korban masih berubah-ubah,” kata Slamet. (Baca Juga : Saling Pandang Diduga Jadi Penyebab Polisi Ditusuk di Sarkem)

Menurut Slamet, peristiwa penganiayaan yang terjadi Minggu (16/11/2014) dini hari lalu di kawasan Pasar Kembang, dipicu karena saling lirik antara korban dan tersangka. Tersangka JW yang memiliki acara ulang tahun tak terima dilirik korban kemudian marah. Sementara korban sudah mengakui sebagai anggota Brimob Polda DIY.

Namun tersangka tak menghiraukan bahkan balik menantang dan mengaku sebagai anggota Polresta Jogja. Keributan terjadi. JW membacokan pisau ke bagian punggung korban, pinggang dan tangan. Sementara teman-teman JW hanya ikut memukul.

Slamet juga membantah pernyataan Ketua Jaringan Pemantau Polisi (JPP) DIY yang menyatakan bahwa korban menyalahi prosedur tugas karena tanpa didampingi tim. Menurut Slamet, korban tidak sedang melakukan penangkapan saat mendatangi lokasi. Melainkan penyelidikan.

“Korban sedang dalam tugas lidik [penyelidikan] dan tugas penyelidkan sebagai intel sah-sah saja sendirian,” ujar Slamet.

Sebelumnya JPP mendesak polisi melakukan penyelidikan internal. Ia mempertanyakan korban tidak didampingi tim.

“Ceroboh sekali polisi menangkap pencuri sendirian tanpa diback up tim. Padahal target sudah dikantongi korban,” ujar Ketua JPP Bambang Tiong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya