SOLOPOS.COM - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Sung Yong Kim, berbicara dalam konferensi pers secara daring yang digelar oleh Kedutaan Besar AS di Jakarta secara virtual, Senin (5/6/2023) siang. (Istimewa/Kedubes AS Jakarta)

Solopos.com, SOLO—Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya berada di antara dua kekuatan raksasa militer dan ekonomi, yakni Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat serta China. Di selatan, Australia sedang memperkuat kekuatan militer bersama pakta Australia-United Kingdom-The United States (AUKUS) dan di utara ada China yang menjadi raksasa baru.

Amerika Serikat mengakui memiliki kepentingan atas kawasan Asia Pasifik di mana ada China di dalamnya. Meski demikian, pemerintah AS menyatakan akan tetap menghormati posisi Indonesia sebagai salah satu pemilik kekuatan ekonomi dan militer terbesar di Asia Tenggara.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Komitmen itu disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Yong Kim, dalam konferensi pers secara daring yang digelar oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta secara virtual, Senin (5/6/2023) siang. Sung mengakui negaranya sedang menaruh perhatian besar terhadap Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara.

“Menurut saya, Amerika Serikat selalu melihat negaranya sebagai negara pasifik, dan Amerika Serikat berkepentingan untuk melibatkan diri dalam kawasan yang penting ini. Saat ini saya menjadi duta besar untuk Indonesia, tetapi sebelumnya saya juga menjadi duta besar di Filipina. Saya setuju dengan persepsi Anda bahwa AS menaruh perhatian di Asia tenggara,” kata Kim menjawab pertanyaan Espos.

Kepentingan Amerika Serikat melibatkan diri dalam urusan di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara, kata Kim, bukan hal yang mengejutkan. Ini mengingat kawasan ini, khususnya Indonesia, penting bagi Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan.

“Dan kalau Anda melihat Asia Tenggara, Anda pasti melihat Indonesia sangat menonjol. Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan ekonomi terbesar, dan banyak hal besar lainnya,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Espos sempat menanyakan sikap seperti apa yang diinginkan Amerika Serikat dari Indonesia menghadapi persaingan militer di kawasan Asia Pasifik yang kian ketat antara China dan AUKUS. Kim tidak menjawab secara lugas saat ditanya apakah Amerika Serikat menginginkan Indonesia lebih condong ke Barat.

“Amerika Serikat menghormati dan mengapresiasi peran Indonesia di kawasan ini. Kami berkomitmen menjaga kemitraan strategis dengan Indonesia. Dan kami menantikan kemitraan berikutnya dengan Indonesia mengatasi masalah-masalah di dunia,” kata Kim.

Komitmen

Terkait AUKUS, Kim menyebut pakta baru tersebut bertujuan menjaga kawasan ini stabil dan makmur. Selain itu, kata dia, AUKUS ingin mendukung perdagangan, ekonomi, dan pertahanan.

“Tentang AUKUS, sepertinya Anda sudah mengetahui fakta dasarnya. Namun, yang ingin saya soroti adalah apakah ini untuk memodernisasi [pakta] untuk menjawab permasalah bidang keamanan? Tujuan dari AUKUS adalah memajukan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Indo Pasifik dan lebih luas dari itu, serta manfaatnya bagi anggota,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Kim juga mengungkapkan komitmen Amerika Serikat untuk terus membantu Indonesia dalam berbagai kemitraan berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, pertahanan, perubahan iklim, dan memperkuat demokrasi. Indonesia dan Amerika Serikat, kata Kim, adalah dua negara demokrasi terbesar di dunia.

Salah satu bidang yang diperhatikan oleh Amerika Serikat dalam hubungan dengan Indonesia adalah kebudayaan. Bidang ini dinilai penting untuk memperkuat nilai-nilai yang dibangun kedua negara termasuk demokrasi. Bentuk dukungan Amerika Serikat adalah meningkatkan perjalanan dan hubungan masyarakat kedua negara melalui pariwisata, bisnis, dan pertukaran pelajar.

“Hampir semua pelamar visa dari Indonesia disetujui. Perlu dicatat, bahwa Kedubes Amerika Serikat telah mendanai 10.000 WNI untuk pertukaran pelajar dan studi di AS,” ujarnya.

Bidang lain yang diperhatikan Kim adalah keamanan dan stabilitas kawasan. Menurutnya, Amerika Serikat merasa bangga menjadi mitra terbesar militer Indonesia. Salah satu bentuknya adalah latihan-latihan militer bersama termasuk latihan terbesar yang akan digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, pada tahun ini.

Maret 2023 lalu, pemimpin Amerika Serikat, Australia, dan Inggris mengungkap rencana penyediaan kapal selam serang bertenaga nuklir kepada Negeri Kanguru seiring peningkatan anggaran pertahanan China. Dilansir Channel News Asia, Selasa (14/3/2023), langkah ketiga negara ini melibatkan investasi senilai ratusan miliar dolar untuk melawan ambisi China di Indo-Pasifik.

Hal ini ditandai pertemuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam upacara di pangkalan Angkatan Laut AS di San Diego, California, AS.

Biden menyebut AUKUS adalah pakta pertahanan trilateral yang ditandatangani pemimpin ketiga negara pada 15 September 2021. Di bawah pakta tersebut, Amerika Serikat dan Inggris membantu Australia mengembangkan kapal selam nuklir. AUKUS juga fokus mengembangkan kemampuan militer.

“Untuk kali pertama tiga armada kapal selam bekerja sama melintasi Atlantik dan Pasifik menjaga lautan kita bebas. selama beberapa dekade mendatang,” kata Bidan saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya