SOLOPOS.COM - Aktivitas konsumen pusat perbelanjaan Kota Semarang, Jateng, Selasa (26/9/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Solopos.com, JAKARTA–Para pengusaha makanan dan minuman (mamin) akan mengecilkan ukuran kemasan produk agar bisa terserap pasar, terutama segmen eceran.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Dia mencermati produk-produk dengan ukuran kemasan lebih kecil yang didistribusikan jumlahnya mencapai 10% sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Langkah mengikis ukuran produk tersebut, jelas Roy, merupakan salah satu strategi industri mengantisipasi penurunan daya beli masyarakat sejalan dengan terjadinya resesi ekonomi.

“Jadi, basket size atau jumlah barang atau produk yang terbeli oleh konsumen tidak berkurang walaupun ukuran produk yang dijual lebih kecil,” kata Roy kepada Bisnis.com, Senin (14/11/2022).

Hal itu, sambungnya, mesti dilakukan karena terdapat beberapa komoditas bahan baku impor, seperti gandum dan kedelai, yang memiliki harga relatif tinggi seiring perang dan pandemi yang masih berlangsung.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina merupakan negara importir gandum terbesar kedua bagi Indonesia dengan nilai mencapai US$843,61 juta pada 2021.

RI Masih Berharap ke Pasar Eropa Importir gandum terbesar ke Tanah Air lainnya adalah Australia senilai US$1,45 miliar, Kanada US$639,9 juta, Argentina US$169,52 juta, Amerika Serikat (AS) US$134,71 juta, dan negara lainnya senilai US$209,2 juta.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Jangan Kaget! Kemasan Produk Makanan dan Minuman Mengecil, Ini Sebabnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya