SOLOPOS.COM - Dua anak pengungsi Suriah berada di barak Bashabsha di perbatasan Suriah, dekat Kota Al Ramtha, Selasa (17/7/2012). PBB menyebut jumlah pengungsi meningkat hampir tiga kali lipat sejak April, menjadi sekitar 112.000 orang. (Reuters)

Dua anak pengungsi Suriah berada di barak Bashabsha di perbatasan Suriah, dekat Kota Al Ramtha, Selasa (17/7/2012). PBB menyebut jumlah pengungsi meningkat hampir tiga kali lipat sejak April, menjadi sekitar 112.000 orang. (Reuters)

DAMASKUS--Situasi keamanan Damaskus, Suriah, menurun drastis menyusul pasukan pemerintah menggunakan helikopter tempur untuk mendesak pasukan pemberontak, Selasa (17/7/2012). Sementara PBB menyatakan jumlah pengungsi Suriah meningkat hampir tiga kali lipat.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Bentrokan yang terus meningkat selama tiga hari terakhir di Ibu Kota kali ini merupakan pertempuran paling serius sejak pemberontakan menentang Presiden Bashar al-Assad dimulai 17 bulan lalu. Meluasnya bentrokan hingga ke sedikitnya empat lingkungan utama di Ibu Kota dan penggunaan kekuatan udara oleh militer Suriah, menunjukkan peningkatan intensitas dan keseriusan bentrokan yang telah terjun menjadi perang sipil.

Seorang aktivis di Damaskus, Maat al-Shami, mengatakan, pertempuran pada Selasa terkonsentrasi di lingkungan Kfar Souseh, Nahr Aisyah, Midan dan Qadam. “Saya bisa mendengar suara tembakan dan beberapa ledakan dari arah Midan. Asap hitam mengepul yang dari daerah itu,” kata al-Shami seperti dilansir yahoonews.

Kantor berita Suriah yang dikelola pemerintah melaporkan, tentara pemerintah masih mengejar “elemen teroris” yang melarikan diri dari Nahr Aisha menuju Midan. Sedangkan para aktivis menjuluki pertempuran di Ibu Kota sebagai “Gunung Api Damaskus”.

Sementara kekerasan berlanjut, upaya diplomatik internasional telah goyah dengan pecahnya kekuatan dunia mengenai pihak yang bertanggung jawab dan bagaimana cara menghentikan pertempuran. Amerika Serikat (AS) dan banyak negara Barat telah meminta Assad meninggalkan kekuasaan, sementara Rusia, Cina dan Iran tetap membela rezim.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, Selasa, menuju China dan akan bertemu Presiden China Hu Jintao, guna mendesak Beijing memberikan respons lebih keras terhadap rezim Assad. Dengan alasan yang sama, utusan damai PBB, Kofi Annan, mengunjungi Moskow dan dijadwalkan bertemu Presiden Vladimir.

Perjalanan keduanya dilakukan menjelang pemungutan suara Dewan Keamanan (DK) PBB pekan ini, terkait usulan resolusi terhadap Suriah. Dari Jenewa, Badan Pengungsi PBB menyebut jumlah pengungsi Suriah yang mencari perlindungan sejak April lalu telah meningkat hampir tiga kali lipat menjadi sekitar 112.000 orang.

Dua pertiga dari pengungsi yang mencari perlindungan di Irak, Yordania, Lebanon dan Turkie tersebut terdiri dari para perempuan dan anak-anak, Menurut juru bicara Badan Pengungsi, Adrian Edwards, jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi dan para pengungsi Suriah sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan. “Setidaknya 40.000 warga Suriah mencari perlindungan di Turki. Di Yordania 33.400 orang dan 30.900 pengungsi telah tiba di Lebanon. Lainnya, 7.900 orang berusaha berlindung di Irak.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya