SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, SOLO — Penutupan kelas percepatan atau akselerasi pada Tahun Ajaran (TA) 2015/2016 terus memunculkan gelombang penolakan. Kali ini, SMAN 3 Solo menyatakan penolakan mereka karena menilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum siap dengan sistem kredit semester (SKS) sebagai instrumen pengganti kelas akselerasi.

Kepala SMAN 3 Solo, Makmur Sugeng, mengatakan sistem SKS yang bakal diterapkan untuk siswa cerdas istimewa belum jelas. Selain itu, dari segi infrastruktur sekolah penyelenggara akselerasi juga belum siap.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Pasalnya, sistem moving class atau perpindahan kelas yang biasa digunakan dalam sistem SKS membutuhkan minimal satu setengah kali lipat dari jumlah rombongan belajar. Pihaknya pun mengaku pesimistis sistem SKS bisa dijalankan oleh sekolah meski dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

“SMAN 3 Solo sudah menyelenggarakan kelas akselerasi selama 11 tahun. Saya kurang setuju dengan penghapusan kelas akselerasi yang serta merta pada TA depan. Apalagi, peraturannya juga belum jelas,” paparnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (13/10/2014).

Seharusnya, sambung dia, pemerintah menyiapkan terlebih dahulu sistem yang tepat sebagai pengganti kelas akselerasi. “Sistem SKS itu masih membingungkan. Misalnya, siswa cerdas istimewa yang lulus dalam waktu 2,5 tahun lalu bagaimana? Kalau akselerasi kan jelas bisa dua tahun dan penyelenggaraan ujian nasional dengan SNMPTN waktunya kan beriringan,” imbuhnya.

Sementara, Ketua Program Akselerasi SMA Negeri 3 Solo, Endang Sulistyowati, menambahkan siswa cerdas istimewa yang masuk pada TA 2014/2015 di sekolah setempat tidak lagi mendapatkan dana blockgrant senilai Rp40 juta dari Dirjen Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Kemendikbud.

“Sekolah sudah tidak bisa mendapatkan dana blockgrant karena kelas akselerasi diminta tutup. Lalu penutupan diundur TA depan. Akhirnya, dana blockgrant hanya diberikan kepada siswa cerdas istimewa yang masuk pada TA 2013/2014, sedangkan untuk TA 2014/2015 tidak mendapatkan dana itu,” katanya di lokasi, Senin.

Dana itu di antaranya digunakan untuk peningkatan kapasitas guru, siswa, penelitian karya ilmiah remaja, studi laboratorium hingga outbond siswa cerdas istimewa. Selama 11 tahun menyelenggarakan kelas akselerasi, SMAN 3 Solo telah meluluskan 512 siswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya