SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti (JIBI/Solopos/Antara/Vitalis Yogi Trisna)

Penggerebekan Densus 88 di Klaten mendapat perhatian luas menyusul tewasnya warga setempat, Siyono.

Solopos.com, JAKARTA – Uang Rp100 juta yang diberikan Polri kepada Suratmi, istri Siyono yang tewas seusai ditangkap Densus 88, berasal dari kantong pribadi. Uang itu sebagai bentuk simpati.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Ya begini, biasa kalau ada kematian pasti kita ada rasa simpatilah. Sebagai rasa turut berduka cita. Itu sah-sah saja,” kata Badrodin di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, seperti dilansir detikcom Selasa (12/4/2016).

Selain itu, Badrodin menjelaskan asal usul uang tersebut. Ia memastikan uang itu bukanlah uang negara. “Itu bukan uang negara. Uang pribadi, ya boleh saja,” ujarnya.

“Dari Kadensus,” ujar Badrodin saat ditanya uang itu uang pribadi dari siapa. Kadensus 88 kini dijabat Brigjen Eddy Hartono.

Dua gepok uang itu diserahkan Suratmi kepada PP Muhammadiyah ketika meminta bantuan ormas itu untuk mengungkap kematian suaminya pada Selasa, 29 Maret. Menurut Suratmi, polisi menyerahkan uang itu untuk biaya hidup anak-anak dan mengurus pemakaman Siyono.

Bungkusan itu akhirnya dibuka saat PP Muhammadiyah menyerahkan hasil autopsi jenazah Siyono kepada Komnas HAM pada Senin 11 April. Ketua Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas membukanya menggunakan gunting dibantu komisioner Komnas HAM Siane. Tiap satu gepok tampak uang pecahan Rp100.000 yang diikat menjadi 5 tumpukan.

“Total Rp 100 juta,” ucap Siane menyebut jumlah total uang yang diterima Suratmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya