SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta — Pengemudi Toyota Avanza, TR melihat jelas peristiwa penganiayaan atas aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkun. Awalnya dia mengaku itu hanya kecelakaan lalu lintas, namun kemudian dia yakin itu penganiayaan setelah melihat pelaku mengeluarkan samurai.

“Kejadiannya 5 sampai dengan 10 menit. Jadi memang sudah terlatih (penganiaya) ya,” kata TR saat ditemui wartawan di Mal Cilandak Town Square (Citos), Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (11/7) malam.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Saat pelaku mengeluarkan samurai, TR mengaku langsung merasa peristiwa itu bukan kecelakaan biasa. “Ini berarti sudah direncanakan. Kalau kecelakaan lalu lintas enggak mungkin ada samurai. Berarti ada yang enggak beres,” imbuhnya.

TR mengaku dia tidak diam saja melihat kejadian itu. Dia mengklakson dan memberikan tanda dengan lampu jauh.

“Pelaku itu masih pegang samurainya. Saya tabrak. Tiga motor kabur, yang 1 ketinggalan karena dia nunggu yang jatuh ini. Tapi saya setengah hati enggak benar-benar nabrak. Yang penting dia lumpuh aja, terluka saja biar enggak jadi ada pembunuhan,” tutupnya.

TR saat ditemui wartawan memberikan keterangan yang berubah-ubah. Awalnya dia mengaku diperiksa pada Sabtu siang sejak pukul 11.30-15.30 WIB di sekitar RS Asri tempat Tama dirawat. Namun belakangan dia mengaku diperiksa di Mapolres Jaksel.

Beberapa kali, TR dalam wawancara juga menerima panggilan telepon. Kata-kata ‘Siap Ndan’, yang diduga kuat merujuk kepada kata komandan dia sebutkan beberapa kali.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya