SOLOPOS.COM - Seorang polisi memeriksa sepucuk senapan serbu yang telah diserahkan pemiliknya dalam rangka program pembelian kembali senjata-senjata dari warga sipil di Ne Haven, Connecticut, AS. Tragedi penembakan di sebuah SD di negara bagian itu telah memicu aneka reaksi di AS, termasuk terkait kontroversi lama mengenai pengawasan pemilikan senjata api. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Seorang polisi memeriksa sepucuk senapan serbu yang telah diserahkan pemiliknya dalam rangka program pembelian kembali senjata-senjata dari warga sipil di Ne Haven, Connecticut, AS. Tragedi penembakan di sebuah SD di negara bagian itu telah memicu aneka reaksi di AS, termasuk terkait kontroversi lama mengenai pengawasan pemilikan senjata api. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

WASHINGTON — Federal Bureau of Investigation mencatat kenaikan sampai 39% dalam pemeriksaan calon pembeli senjata api di Amerika Serikat pada Desember 2012. Jumlah pemeriksaan kepada calon pemilik senjata sebelum melakukan pembelian itu pada November 2012 sebanyak 2,01 juta kali pemeriksaan, sedangkan di Desember tahun lalu menjadi sebanyak 2,78 juta.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Angka pemeriksaan pada akhir tahun lalu juga melonjak dibandingkan dengan jumlah pemeriksaan calon pembeli senjata api per Desember 2011 yang hanya 1,86 juta kali pemeriksaan. Biro penyidik federal itu juga melaporkan selama 2012 secara total terdata ada 19,6 juta pemeriksaan atau meningkat 19% jika dibandingkan dengan data 2011.

Lembaga itu mencatat semakin banyak masyarakat membeli lebih dari satu unit senjata api di Amerika Serikat setelah terjadi pembantaian di Connecticut, 14 Desember tahun lalu. “Permintaan konsumen untuk senjata api sepertinya terus meningkat, tapi tidak ada perubahan dalam prosedur pemeriksaan FBI untuk latar belakang pembeli,” kata juru bicara FBI, Stephen Fischer seperti diberitakan Kamis (3/1/2013).

Namun, kenaikan jumlah pemeriksaan terhadap kepemilikan/pembelian senjata api itu tidak mewakili jumah senjata api yang terjual di Amerika Serikat dalam jangka waktu tersebut. Para pembeli itu juga tidak mencerminkan aktivitas berbagai kalangan, seperti aktivitas anggota keluarga atau kolektor senjata api, karena hukum federal setempat memerlukan latar belakang calon pembeli dengan memeriksa hanya untuk penjualan dari vendor komersial.

Fischer menyatakan ada sistem FBI yang dikenal dengan The National Instant Criminal Background Check System (NICS), yakni transaksi yang diproses mengikuti aturan protokol yang harus diikuti sebelum membeli senjata api.

Sementara itu, perdebatan tentang kepemilikan senjata di negara ini berkembang sejak terjadinya aksi penembakan, yakni sejak Adam Lanza menewaskan 20 anak-anak dan enam orang dewasa di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut. Bahkan, pemuda itu juga membunuh ibunya, yang tercatat sebagai pemilik terdaftar dari senjata yang digunakan dalam pembunuhan, sebelum pergi ke sekolah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya