SOLOPOS.COM - Ilustrasi latihan pasukan komando di Markas Grup 2 Kopassus, Kandang Menjangan, Pucangan, Sukoharjo. (JIBI/Solopos/Dok)

Penganiayaan Sukoharjo dipastikan dilakukan anggota Kopassus, meski demikian polisi yakin tak akan ada serangan balasan dari TNI AU.

Solopos.com, SUKOHARJO — Penganiayaan Sukoharjo yang menyebabkan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkata Udara (AU) tewas dipastikan dilakukan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD). Meski demikian, jajaran Polres Sukoharjo meyakini tidak akan ada serangan balasan dari personel TNI AU ke Markas Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Atas pertimbangan itulah, polisi Sukoharjo mengaku tidak menganggap perlu adanya peningkatan pengamanan di sekitar area markas Kopassus. Jajaran Polres Sukoharjo hanya akan menggelar patroli biasa sebagai reaksi atas kasus penganiayaan Sukoharjo itu.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (3/6/2015), menyampaikan hingga Rabu tidak ada indikasi adanya pergerakan massa yang hendak menyerang markas Kopassus. Dia meyakini otoritas TNI AU sudah memperingatkan para anggota agar tidak terprovokasi dengan peristiwa penganiayaan yang menimpa empat personel TNI AU di areal parkir Karaoke Bima, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Minggu (31/5/2015) lalu.

“Kalau prajurit sudah diperingatkan seperti itu kemungkinan kecil mereka akan membangkang. Yang jelas sampai sekarang [Rabu] Sukoharjo kondusif aman. Menurut laporan anggota, tidak ada pertanda akan ada pergerakan yang bisa mengganggu kamtibmas [keamanan dan ketertiban masyarakat],” papar Andy.

Oleh karena itu, dia memandang belum perlu meningkatkan pengamanan wilayah, khususnya di sekitar markas Kopassus. Polisi saat ini hanya menggelar patroli rutin seperti hari biasa di Kartasura sembari memantau kondisi. Seperti diketahui, Kapentak Lanud Adisutjipto, DIY, Mayor Sus Hamdi Londong menyebut empat anggotanya dianiaya prajurit Grup 2 Kopassus. Di sisi lain Danjen Kopassus, Mayjen Doni Monardo, meminta maaf karena anggotanya terlibat kasus penganiayaan Sukoharjo tersebut.

Bantu Data Saksi
Disinggung mengenai peran Polres Sukoharjo dalam pengungkapan kasus yang menewaskan salah seorang korban, Serma Zulkifli, itu Andy mengatakan pihaknya hanya membantu dalam hal memberikan hasil pemeriksaan saksi-saksi. Sedangkan penanganan sepenuhnya dilaksanakan Satuan Polisi Militer (Satpom) TNI AU dan Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta.

“Kami mem-back up saja. Data-data yang dibutuhkan penyidik Pom [Polisi Militer] seperti keterangan saksi sudah kami berikan. Selain itu hasil olah TKP [tempat kejadian perkara] juga sudah kami beri,” imbuh Andy.

Polisi sempat menangani kasus gesekan antaraparat TNI itu sebelum mengetahui korban merupakan anggota TNI AU. Penanganan baru sampai pada pemeriksaan saksi-saksi dan olah TKP. Polisi setidaknya memeriksa lima saksi dari pihak Karaoke Bima. Berdasar keterangan saksi peristiwa bermula di tempat joget di tempat. Kedua pihak ada yang bersenggolan lalu terlibat adu mulut. Hingga akhirnya terlibat perkelahian di area parkir. “Peristiwa terekam kamera CCTV,” kata dia.

 

 

BERITA LAIN PENGANIAYAAN SUKOHARJO:
Tentara Madiun dan Padang Babak Belur Dikeroyok di Solo Baru
Pengeroyok Prajurit TNI AU Diduga Anggota TNI AD
Korban Pengeroyokan di Karaoke Bima Tewas
– Anggota TNI AU Tewas Dikeroyok, 5 Prajurit Kopassus Tersangka
Upacara Pelepasan Jenazah di Bandara Adisutjipto

Denpom IV/4 Solo Tetapkan 5 Tersangka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya