SOLOPOS.COM - Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. ANTARA FOTO//M Risyal Hidayat/tom.

Solopos.com, SOLO — Pengamat politik Universitas Jember, Muhammad Iqbal, menilai calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mempertontokan debat menjadi ajang untuk mengumbar niretika pada Debat Cawapres 2024 yang digelar KPU RI pada Minggu (21/1/2024).

“Cawapres nomor urut 2 sekedar wow effect yang problematik dan niretika dalam debat,” katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (22/1/2024).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Gibran beberapa kali menyentil cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, seperti membaca catatan hingga memperagakan gerakan pantomim lantaran merasa tidak menemukan jawaban dari cawapres nomor urut 3, Mahfud Md.

“Sayangnya patut disesalkan Gibran justru masih menjadikan arena debat itu merupakan panggung kampanye sebagai sarana untuk menampilkan ego sentrisnya seolah dirinya merasa sebagai anak muda mampu ‘mengalahkan’ dalam debat,” tuturnya sebagaimana dilansir Antara.

Pakar komunikasi politik itu menilai bahwa Debat Cawapres 2024 tersebut semakin memberikan pendidikan politik yang kuat untuk calon pemilih untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pemungutan suara 14 Februari 2024.

“Calon pemilih diberikan ruang untuk menilai seberapa etika lingkungan, etika kepemimpinan untuk mengatur, mengelola dan memanfaatkan sebesar-besarnya untuk masa depan bangsa dan lingkungan,” katanya.

Iqbal mengatakan cawapres Muhaimin dan Mahfud tampak sangat kuat komitmen dan konsistensinya sepanjang proses debat untuk menjaga kualitas acara itu sebagai media kampanye, media untuk mengalirkan gagasan, dan mengelaborasi agar membumi kepada calon pemilih.

Sementara Gibran dinilai sibuk membuat gimik yang tidak patut secara etika, karena justru menonjolkan kesan arogan.

“Cawapres Gibran malah atraksi gimik yang tidak patut secara etika karena muncul semacam arogansi, merasa dirinya bisa menguasai debat dan menguasai panggung debat,” ujarnya.

Ia mengatakan Mahfud Md dan Cak Imin terlihat memiliki komitmen dan konsisten menjaga nuansa debat sebagai ajang adu gagasan berkelas policy maker, bukan sebagai sekadar panggung wow effect yang problematik dan niretik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya