SOLOPOS.COM - Prabowo Subianto bersama Luhut Binsar Pandjaitan saat acara perayaan HUT Ke-76 Luhut di Jakarta, Kamis (28/9/2023). (Antara/HO-Tim Media Prabowo Subianto)

Solopos.com, JAKARTA — Tingginya elektabilitas bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dibandingkan dengan kandidat lain dalam skema head to head dinilai karena perubahan karakternya selama beberapa tahun terakhir.

Sosok Prabowo yang dulu dikenal keras dan berapi-api kini lebih lunak dan cenderung mencontoh Presiden Jokowi.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Prabowo sendiri mengakui bahwa Jokowi adalah guru politiknya.

“Ya, ada diferensiasi antara perilaku atau personality dari Prabowo di (Pilpres) 2014, 2019, hingga 2024. Perbedaannya begini, di 2014 dengan 2019 masih sama, tapi 2024 ini karakternya beda, personality-nya beda; terjadi diferensiasi,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (7/10/2023).

Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, lanjutnya, Prabowo cenderung lebih kalem, santun, dan sopan.

Ketua Umum Partai Gerindra itu pun tak menyerang bahkan cenderung memuja-muji lawannya.

“Sosok Prabowo yang hari ini lebih soft, lebih elegan, lebih santai, lebih smart, lebih sopan, tidak meledak-ledak, menyanjung lawan dan kawan politik, tidak menyerang, dan sebagainya itu. Itulah yang membuat publik merasa bahwa Prabowo pantas, cocok untuk menjadi presiden,” jelas Ujang seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Tak hanya itu, sejumlah safari pun menjadi faktor lain yang dapat meningkatkan elektabilitas Menteri Pertahanan itu.

Prabowo dinilai mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo melalui kegiatan kenegaraan bersama-sama.

“Ya, besar (dan) kecil (dampaknya), ini jadi faktor ketiga. Ya, bagian dari elektabilitasnya stabil naik. Ternyata, Jokowi tidak all out kepada Ganjar, Prabowo mendapatkan untung,” kata dosen Universitas Al Azhar Indonesia itu.

Ia menambahkan, gemuknya Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang kini mengusung Prabowo sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024 turut mengatrol elektabilitas Prabowo.

Ujang menyebutnya sebagai mesin turbo.

“Kalau ibarat mesin, mesinnya lebih turbo. Secara psikologis, lebih kuat, lebih bertenaga, lebih berotot, dan lebih bisa membuat strategi-strategi yang menjangkau rakyat lebih besar, lebih banyak,” ucap Ujang.

Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Prabowo unggul saat berhadapan langsung dengan bakal capres usungan PDIP Ganjar Pranowo.

Bahkan, menurut survei yang dilakukan pada periode 18-20 September 2023 tersebut, selisih elektabilitas keduanya mencapai 11,3 persen.

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 4-12 September 2023 juga mencatatkan tren serupa, dengan selisih elektabilitas Prabowo dan Ganjar hanya terpaut 8,1 persen.

Pun demikian, dalam survei Litbang Kompas edisi 27 Juli-7 Agustus 2023, dukungan kepada Prabowo mencapai 52,9 persen sementara Ganjar cuma meraup 47,1 persen.

Ketika head to head dengan bakal capres usungan Koalisi Perubahan Anies Baswedan, selisih dukungan keduanya lebih besar dalam survei Litbang Kompas, yakni Prabowo meraih 65,2 persen dan Anies 34,8 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya