SOLOPOS.COM - Petugas mempersiapkan koper milik jamaah calon haji kloter pertama saat pemberangkatan di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (12/5/2024). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) melayangkan protes keras kepada Maskapai Garuda Indonesia imbas terjadinya penundaan (delay) penerbangan jemaah calon haji kelompok terbang (Kloter) Solo 41 (SOC-41).

SOC-41 seharusnya berangkat pukul 07.40 WIB. Saat itu, posisi jemaah sudah berada di lokasi fastrack Bandara Solo. Karena pesawat mengalami kerusakan mesin dan diperkirakan perbaikannya lama, maka jemaah dikembalikan ke asrama haji.

Promosi Direksi BRI Kompak Borong Saham BBRI, Siratkan Optimisme Kinerja Perusahaan

“Kita tegur keras ke Garuda. Saya mendapat laporan bahwa jamaah haji SOC-41 marah besar dan kecewa dengan layanan Garuda Indonesia. Delay sampai empat jam,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangannya yang diterima di Madinah, Kamis (23/5/2024) seperti dilansir Antaranews.

Setelah menunggu hingga empat jam, jemaah SOC-41 akhirnya diberangkatkan dengan pesawat yang seharusnya dipakai oleh SOC-42, pukul 12.17 WIB.

Menurut Dhani, langkah tersebut memang jadi solusi instan yang diberikan Garuda, akan tetapi meninggalkan masalah baru terkait dengan keberangkatan jemaah SOC-42.

“Delay ini memunculkan efek domino. Karena, SOC-41 terbang dengan pesawat yang seharusnya memberangkatkan SOC-42, maka keberangkatan SOC-42 juga tertunda, bahkan hingga sampai tujuh jam,” kata dia.

“Seharusnya SOC-42 berangkat pukul 17.30 sore ini (Kamis, 23/5) juga tertunda hingga tujuh jam kemudian baru terbang,” kata dia menambahkan.

Tak hanya SOC-41 dan SOC-42, keberangkatan SOC-43 juga mengalami keterlambatan. Jamaah yang tergabung di Kloter SOC-43 saat ini sudah ada di Asrama Haji Donohudan. Semula mereka akan berangkat pada Kamis pukul 24.00 WIB, harus menunggu hingga waktu yang belum pasti.

“Saya mendapat laporan keterlambatan keberangkatan SOC-43 sampai 17 jam,” katanya.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menegaskan Kemenag akan melayangkan surat pernyataan kecewa dan protes keras kepada Garuda.

Kemenag meminta Garuda Indonesia memberikan akomodasi karena masa tinggal jamaah SOC-43 di asrama haji sudah habis. Jemaah kloter berikutnya juga akan masuk asrama haji.

“Apabila tidak dipindahkan, maka kami meminta kompensasi biaya akomodasi per jemaah sebagai akibat tidak diberikan oleh Garuda Indonesia,” kata Hilman.

Selain itu, Kemenag juga minta Garuda Indonesia untuk segera bertindak profesional melakukan perbaikan kinerja agar masalah penerbangan jamaah calon haji Indonesia tidak terus berulang.

“Penerbangan menjadi satu kesatuan dari proses penyelenggaraan ibadah haji. Keterlambatan penerbangan akan berdampak pada layanan lainnya, termasuk juga pada perasaan jamaah haji Indonesia. Saya minta Garuda Indonesia profesional, bekerja sesuai kontrak dan komitmen yang telah ditandatangani,” kata dia.

Sebelumnya Kemenag RI juga mengevaluasi layanan penerbangan yang difasilitasi oleh Garuda Indonesia untuk jemaah calon haji Indonesia 2024, atas tingginya angka keterlambatan pada pekan pertama yang mencapai 47,5 persen.

“Satu pekan pertama, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen,” kata Juru Bicara Kemenag RI Anna Hasbie dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/5/2024).

Anna mengungkapkan, pihaknya menyayangkan tingginya angka keterlambatan penerbangan pada pekan pertama, terutama oleh Maskapai Garuda Indonesia.

Ia memerinci, dari 80 penerbangan pada pakan pertama operasional haji, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan, terdapat peristiwa keterlambatan yang mencapai 3 jam 50 menit.

“Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki,” katanya.

Ia menyebutkan, Indonesia pada tahun ini mendapat kuota 241.000 calon haji, yang terdiri atas 213.320 calon haji reguler dan 27.680 calon haji khusus.

Jemaah haji reguler, sambungnya, diterbangkan dengan dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Garuda Indonesia dijadwalkan akan memberangkatkan 109.072 calon haji yang tergabung dalam 294 kloter, sedangkan sisanya terdapat 260 kloter yang diterbangkan dengan Saudia Airlines.

“Untuk Saudia Airlines, dalam sepekan ini mengalami keterlambatan pemberangkatan hingga 18,06 persen dari total 72 penerbangan. Total keterlambatan mencapai empat jam tujuh menit. Saya harap peristiwa keterlambatan bisa terus ditekan,” katanya.

Terkait hal tersebut, Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag RI Saiful Mujab berharap Garuda Indonesia dan Saudia Airlines mematuhi komitmen dan kontrak kerja untuk memberangkatkan jamaah calon haji Indonesia sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan.

Menurutnya, keterlambatan keberangkatan akan berampak pada penyiapan beragam layanan di Madinah maupun Mekah, baik transportasi, akomodasi, termasuk juga katering.



“Keterlambatan penerbangan juga berpotensi menjadikan jamaah semakin kelelahan karena terlalu lama menunggu,” kata Saiful Mujab.

Tanggapan Garuda

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara terkait pernyataan Kementerian Agama (Kemenag) yang menilai perseroan gagal dalam memberikan pelayanan maksimal selama tahap awal penerbangan haji 1445 H/2024.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui banyaknya kendala yang dialami maskapai selama tahap awal penerbangan Haji tahun ini. Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterlambatan pemberangkatan yang disebut terjadi pada 38 dari total 80 jadwal penerbangan Haji Garuda sejauh ini.

Namun, dia menyebut perseroan selalu mengkomunikasikan gangguan-gangguan tersebut kepada Kemenag, dalam hal ini Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Perseroan pun berkomitmen untuk terus memperbaiki kinerja operasionalnya di sisa periode Ibadah Haji tahun ini.

“Soal keterlambatan kita tidak menafikkan dan terkait performa ini perusahaan sangat memahami. Kita menyampaikan permintaan maaf dan akan terus melakukan perbaikan-perbaikan ke depannya,” jelas Irfan di Tangerang pada Rabu (22/5/2024).

Irfan menjelaskan, kendala lain yang dihadapi perseroan adalah insiden percikan api pada salah satu pesawat saat mengangkut calon jemaah di embarkasi Makassar.

Kejadian tersebut membuat pesawat harus return to base (RTB) yang berimbas pada keterlambatan pemberangkatan. Untuk memastikan kelancaran operasional penerbangan Haji, pihaknya menyiapkan dua unit armada cadangan milik perseroan untuk menggantikan pesawat bermasalah tersebut.

Irfan menuturkan, pesawat yang mengalami insiden tersebut saat ini tengah dalam proses perbaikan dan akan rampung dalam waktu dekat.

Setelahnya, GIAA akan mengajukan izin operasi untuk pesawat tersebut kembali beroperasi ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Kita akan terus perbaiki performa dari waktu ke waktu. Bagi perusahaan yang penting adalah jemaah bisa sesegera mungkin tiba di Tanah Suci,” kata Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya