SOLOPOS.COM - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Rikwanto menunjukkan foto dua penembak polisi di Pondok Aren, Ciputat, Cireundeu saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (30/8/2013). Polisi sudah menetapkan dua tersangka penembak polisi, Nurul Haq alias Jeck dan Hendi Albar, serta memasukkan nama mereka ke dalam daftar pencarian orang (DPO). (JIBI/Solopos/Antara/M. Agung Rajasa)

Solopos.com, JAKARTA— Jajaran Polda Metro Jaya, Jumat (30/8/2013), mengklaim telah berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan yang menwaskan polisi di tiga lokasi di wilayah kerja mereka. Mereka menuduh Nurul Haq alias Jeck, dan Hendi Albar menembaki polisi dengan pistol hasil modifikasi dari senjata rakitan dan pabrikan

Kepala Bidang Humas (Kabidhumas) Polda Metro Jaya Kombes Pol. Rikwanto saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, memamerkan foto Nurul Haq alias Jeck, dan Hendi Albar beserta kawanan mereka yang disebut terkait jejaring teroris. Mereka, katanya, beraksi dengan menggunakan senjata api (senpi) jenis pistol hasil modifikasi dari senjata rakitan dan pabrikan.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Kesimpulan itu, menurut Rikwanto didasarkan pada hasil uji balistik terhadap selongsong peluru yang ditemukan di lokasi penembakan polisi di Jl. Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Slamet Riyanto, mengatakan hasil uji balistik terhadap selongsong, diketahui peluru yang digunakan menggunakan kaliber 9 milimeter.

“Kami temukan proyektil dan selongsong peluru, setelah diidentifikasi ternyata identik dan untuk senjata yang digunakan pun satu,” ujar Slamet.

Rikwanto memaparkan peluru kaliber 9 milimeter ini biasa digunakan untuk pistol seperti Glock, Sig Sauer, Beretta, P1 atau FN. “Ada juga [peluru 9 mm] yang digunakan untuk keperluan olahraga menembak seperti STI, SPS, CZ, Zping, Steyer, pistol Spingfield, dan HK (Haikler and Kock).

Menurut Rikwanto, maksud modifikasi dari pabrikan dan rakitan ini di mana bagian laras dan magasin diperoleh dari senjata asli. “Sementara bagian lainnya dari senjata pabrikan, bisa casingnya atau bagian tertentu,” paparnya.

Untuk diketahui, senjata api hasil modifikasi tersebut, baru-baru ini ditemukan oleh aparat Subdit Kejahatan dan Kekerasan  (Jatanras) Polda Metro Jaya di lokasi pembuatan senapan angin di Cipacing, Jawa Barat. Beberapa pengrajin senapan angin menerima pesanan pembuatan senjata api modifikasi dari beberapa pelaku kejahatan hingga teroris.

Salah seorang teroris yang pernah memesan senjata api modifikasi ini adalah Iqbal Khusaeni alias Iboy alias Rambo, yang ditangkap di Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (25/8/2013) lalu. Dari Iqbal, polisi menemukan dua pucuk senjata api jenis Makarov dan Walter yang merupakan hasil modifikasi dari senjata api dan airsoft gun.

Di Cipacing sendiri, polisi menangkap pengrajin senapan angin yang mengerjakan modifikasi senjata yang merupakan senjata rakitan dan airsoft gun. Tersangka Barkah, pernah memodifikasi senjata api pesanan KL yang diketahui pernah menjual senjata hasil modifikasi tersebut kepada Iqbal.

Sementara itu, penyidik Polda Metro Jaya dibantu Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri mengungkap identitas pelaku penembakan empat polisi melalui identifikasi sepeda motor yang ditinggalkan pelaku di lokasi kejadian. Berdasarkan penelusuran polisi, motor Yamaha Mio yang dipakai pelaku telah berpindah tangan kepemilikan sebanyak 15 kali. Dua orang itu diduga sebagai pengguna terakhir.

“Jadi pengembangan penelusuran senjata api dan sepeda motor pelaku sehingga bisa dikerucutkan siapa yang menunggangi sepeda motor tersebut,” kata Rikwanto. (Detik/Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya